Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menciptakan Ecoport, Ini Pilar yang Harus Diperhatikan

Menciptakan Ecoport, Ini Pilar yang Harus Diperhatikan Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt Mugen S Sartoto menyebut ada beberapa pilar yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai ecoport atau pelabuhan berwawasan lingkungan.

Pilar pertama adalah semua pihak yang berada di dalam pelabuhan harus patuh terhadap peraturan yang ada terutama terkait lingkungan hidup.

"Pelabuhan tersebut oleh para pengelolaanya di situ kan ada regulator, ada syahbandar, otorita pelabuhan dan BUP (Badan Usaha Pelabuhan) itu akan dapat menerapkan ini ketika mereka selalu patuh dengan aturan-aturan terutama di bidang lingkungan hidup," ujar Mugen dalam webinar, Kamis (7/7/2022).

 Baca Juga: Jasa Pelabuhan Harus Bisa Beradaptasi dengan Kondisi Dunia

Mugen mengatakan, ketika mereka mempunyai tekad bersama dan komitmen bersama untuk patuh, maka ini akan menjadi satu pilar untuk dapat menerapkan pelabuhan yang diselenggarakan dengan berwawasan lingkungan.

Kemudian, harus ada sagu manajemen sistem terkait lingkungan. Ia mencontohkan di Tanjung Priok, semua BUP yang berada di dalamnya, baik itu Pelindo maupun partnernya diajak untuk menggunakan ISO 140001.

"Tapi bukan hanya itu, yang penting manajemen sistem terkait lingkungan karena untuk standardisasi supaya presepsinya sama prosedurnya sama sehingga lebih mudah untuk menyelaraskan langkah-langkah yang diambil oleh operator, regulator dan juga user-nya," ujarnya.

Selanjutnya, semua pihak di dalam pelabuhan juga harus memiliki inisiatif green atau mendorong untuk kelestarian lingkungan. Mugen mencontohkan pada beberapa terminal di Tanjung Priok sudah dipasang short connection, jadi kapal ketika masuk pelabuhan dia sarankan untuk menggunakan short connection untuk suplai listriknya.

"Karena biasanya kapal kalau sudah sandar tidak perlu main engine dan itu sudah mati, tapi dia perlu generator untuk AC, untuk penerangan, untuk kompor di dapurnya, untuk kontainer kan butuh listrik, daripada dia menggunakan generatornya sendiri diberikan short connection, dan ini terbukti lebih efektif dan mereka juga diuntungkan karena biayanya lebih irit daripada dia harus menghidupkan generator kapalnya," jelasnya.

Lebih lanjut, diperlukan juga adanya manajemen air yang berada di dalam pelabuhan bagaimana dia untuk suplai kantor-kantor yang ada di dalam dan kapal-kapal.

"Ada beberapa termasuk di sana ada beberapa kali misalnya membersihkan kolam pelabuhan, menanam bakau di beberapa lokasi yang bisa ditanami, kemudian juga melibatkan stakeholder untuk mendukung upaya pemenuhan regulasi dan mendukung setiap inisiatif-inisiatif yang berwawasan lingkungan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: