Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Buah Surya Paloh Nggak Ambil Pusing Soal Hasto PDIP: Sudah Biasa!

Anak Buah Surya Paloh Nggak Ambil Pusing Soal Hasto PDIP: Sudah Biasa! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah mulai menghangatnya suhu politik menjelang tahun 2024. Salah satu yang jadi sorotan adalah Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang membahas situasi partai lain.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengaku tidak ambil pusing dengan pernyataan Hasto.

Hasto sebelumnya menyindir ada partai yang elektoralnya turun, lalu memunculkan kader partai lain demi meningkatkan citra.

"Kalau disindir-sindir sudah biasa. Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka," kata Willy kepada wartawan, Senin (18/7).

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu kemudian mengusulkan penjajakan ketimbang satu sama lain melontarkan sindiran.

"Jadi, daripada menyindir, ya, mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja, kan," ungkap dia. Willy mengatakan nama bakal capres hasil Rakernas dari NasDem sebenarnya muncul dari aspirasi kader di tingkat bawah.

Baca Juga: Brigadir J Tewas di Rumah Ferdy Sambo, Eks Kepala BAIS TNI Bilang Mudah Cari Penembak Sebenarnya: Saya Yakin Polisi Sudah...

Adapun tiga nama yang muncul yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Menurut Willy, NasDem hanya mencoba menawarkan tiga nama terbaik bagi Indonesia.

NasDem siap diajak bertemu, lalu saling pendekatan, hingga membangun kesepahaman mengusung satu dari tiga nama Bacapres NasDem.

"Ibarat kata, NasDem ini hanya memberikan rambu-rambu atau alternatif pilihan. Supaya apa? Supaya terjadi pertemuan, saling menjajaki, berkomunikasi, dan membangun kesepahaman bersama," ujar Willy.

Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan capres-cawapres ideal yang diinginkan Megawati Soekarnoputri.

Menurut dia, Presiden Kelima RI itu mencari seorang sosok pemimpin yang kuat secara ideologis, kerap berkeliling ke seluruh Indonesia, dan benar-benar mengenal rakyatnya.

Dengan berkeliling Indonesia, menurut Hasto, orang itu memahami kondisi Indonesia dengan keragaman budaya, sumber daya alam, hingga kondisi geografisnya yang dikelilingi lautan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: