Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gedung Putih: Intelijen Amerika Kantongi Informasi Putin bakal Caplok Sebagian Besar Ukraina

Gedung Putih: Intelijen Amerika Kantongi Informasi Putin bakal Caplok Sebagian Besar Ukraina Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat memiliki intelijen yang mengindikasikan Kremlin sedang "meninjau rencana terperinci" untuk mencaplok beberapa wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Selasa (19/7/2022).

Empat wilayah, yaitu Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk, bersebelahan dan bersama-sama akan menghubungkan Rusia dengan semenanjung Krimea, yang diduduki dan dianeksasi Moskow pada 2014.

Baca Juga: Soal Gandum dari Ukraina, Putin Justru Berterima Kasih ke Erdogan, Jokowi Dicuekin Ya?

Mencaplok mereka berarti mengklaim sebagian besar wilayah Ukraina dan secara fundamental mengubah pandangan untuk setiap resolusi damai terhadap perang.

Pejabat Ukraina telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa pemerintah bayangan Rusia di Kherson mengeluarkan paspor Rusia, mengamanatkan penggunaan rubel Rusia, dan berpotensi merencanakan "referendum" untuk bergabung dengan Rusia. Rencana yang disusun Kirby, yang menggemakan peringatan intelijen AS yang dibuat pada bulan Mei, akan menjadi lebih drastis.

Rusia sebelumnya telah membantah niat untuk mencaplok bagian tambahan dari Ukraina. Kremlin memutuskan untuk tidak mencaplok Donetsk dan Luhansk pada tahun 2014, memilih untuk mempersenjatai dan mendukung "republik" separatis di sana.

Rusia menguasai sebagian besar Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina selatan pada hari-hari awal perang. Dalam serangannya saat ini di Ukraina timur, Rusia telah memperkuat kendalinya atas Luhansk dan sekarang berfokus pada Donetsk.

“Rusia mulai meluncurkan versi yang bisa Anda sebut sebagai buku pedoman pencaplokan, sangat mirip dengan yang kita lihat pada 2014,” kata Kirby, mengutip “kecerdasan yang diturunkan” serta laporan publik.

"Kami tahu langkah mereka selanjutnya," tambahnya, mengklaim proksi pemerintah Rusia akan mengatur referendum palsu diikuti oleh "perampasan tanah ilegal," tulis Axios melaporkan

Rusia sudah membatasi akses internet di wilayah pendudukan dan menargetkan siapa saja yang menolak kontrol Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: