Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Tua Harus Tahu Konsekuensi Mengunggah Aktivitas Anak di Internet

Orang Tua Harus Tahu Konsekuensi Mengunggah Aktivitas Anak di Internet Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bukan hanya orang dewasa saja, anak-anak juga memakai internet terutama untuk mendukung kegiatan sekolahnya. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, sebanyak 25,4% pengguna internet adalah anak-anak.

"Anak-anak sangat rentan terpapar cyberbullying, hoaks, ujaran kebencian, pornografi, kejahatan di dunia digital," ujar Wakil Ketua Litbang Mafinfo, Cahya Suryani saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Kamis (21/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima. 

Baca Juga: Kejahatan di Dunia Maya Meningkat, Orang Tua Diminta Dampingi Anak Saat Mengakses Internet

Lebih jauh dia mengatakan, saat ini mengunggah konten anak mungkin sudah dianggap biasa dan lumrah. Tapi tanpa orang tua sadari, ada konsekuensi etis dan psikis yang mengiringinya. Hal ini terkait dengan fenomena sharenting yang baru berkembang. Sharenting merupakan perilaku orang tua membagikan aktivitas anaknya seperti makan, belajar, bermain melalui daring lewat sosial media orang tua. 

Sementara dalam hak-hak digital, sebenarnya ada hak orang tua untuk membagikan unggahan aktivitas anak. Namun di balik itu ada hak anak untuk gambar dirinya tidak dipublikasikan atau diunggah di media sosial orang tuanya. Fenomena sharenting ini menurut para motherhood menunjukkan para ibu sebagai validasi bahwa mereka orang tua yang baik. Sebuah perasaan yang memang dibutuhkan dalam parenting

Baca Juga: Jaga Data Pribadi, Hindari Risiko Keamanan Digital

Sementara dalam keluarga ada privasi yang perlu dijaga. Seperti tidak mengumbar kartu identitas KTP maupun identitas anak. Mengunggah atribut sekolah anak, lokasi sekolah anak, bahkan segala aktivitas yang membuat anak bisa menjadi korban cyberbullying.

"Setiap like, share, dan komentar positif konten sang buah hati tersebut ada risikonya. Bukan tidak mungkin terjadi bertahun-tahun kemudian," katanya lagi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: