Penerapan etika digital dalam jangka waktu tertentu secara konsisten akan melahirkan aset baru berupa kredibilitas digital. Setiap individu perlu memerhatikan bahasa komunikasi yang digunakan ketika bermedia sosial.
Media sosial merupakan teknologi interaktif memungkinkan penciptaan, berbagi/pertukaran informasi, ide, minat, karier, dan bentuk ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual. Penggunaan bahasa komunikasi atau kata-kata menjadi salah satu poin dalam etika bermedia sosial.
Baca Juga: Melihat Pontensi Bisnis di Media Sosial
"Bahasa yang dipakai harus mencerminkan tujuan bermedia sosial. Sehingga akan berbeda-beda," kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (26/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Dia mencontohkan bahasa yang digunakan Coffee Meets Stocks. Tujuannya adalah edukasi finansial generasi muda Indonesia dengan cara simpel sehingga bahasanya harus merangkul, tidak boleh menghakimi (judgemental), informal tapi sopan dan positif karena sasarannya generasi muda, dan edukatif.
Baca Juga: Literasi Digital, Ingat Toleransi Saat di Media Sosial
Selain pemilihan bahasa komunikasi, individu cakap digital harus memperhatikan keputusan yang diambil dalam penggunaan media sosial. Semua pilihan memberikan pengaruh baik dan buruk. Ketika sudah menentukan tujuan baik di awal, tidak mungkin membuat konten negatif seperti penipuan, pemerasan, penghinaan, hoaks, pornografi, hingga SARA.
"Setiap pengguna media sosial memiliki tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain," ujar Theo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: