3 Aspek Penting dalam Mengembangkan Ekonomi Syariah Menurut Bos BI
"Tentunya untuk memiliki keuangan yang cukup besar kita bisa memadukannya dengan social economic finance dan commercial finance. Sehingga akan sangat menjanjikan, karena biaya mereka akan lebih efisien. Jadi keuangan campuran itu penting," ujarnya.
Sementara yang ketiga, ialah digitalisasi. Penyampaian program bagi UMKM, termasuk pesantren dan juga pembiayaan bagi UMKM tersebut harus lebih mudah melalui digitalisasi.
Baca Juga: Lomba Konten Video Kreatif Bank Indonesia Manfaatkan QRIS untuk Voting
"Sejak BI memperkenalkan digitalisasi dalam sistem pembayaran, QR Indonesian Standart (QRIS) sekarang digunakan di seluruh negeri, termasuk pondok pesantren dan bisnis sektor UMKM," imbuh Perry.
Saat ini, sudah lebih dari 22 juta usaha telah terdigitalisasi melalui penggunaan QRIS, "Dan kami akan terus berkembang dari tahun ke tahun," lanjut Perry.
Lebih lanjut, Perry juga menyampaikan bahwa pihaknya dalam hal ini Bank Indonnesia telah mengembangkan dan menghadirkan BI Fast Payment. BI Fast merupakan sistem pembayaran ritel yang baru saja diluncurkan untuk para UMKM untuk meningkatkan arus kas. Melalui BI Fast, pembayaran menjadi real-time 24/7 dan sangat efisien. Biaya transaksi kurang dari Rp2.500 per dolar AS.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Penting dalam Pemulihan Ekonomi
"Yang terpenting, melalui BI Fast Arus kas atau UMKM akan jauh lebih cepat, waktu tunggu untuk mendapatkan uang dari pembeli jauh lebih sedikit (cepat)," imbuhnya.
Sebagai penutup, Perry menyampaikan, BI tentunya akan terus mengembangkan bentuk digitalisasi lainnya, dan sistem pembayaran melalui digital banking ke FinTech hingga elektronifikasi e-commerce. Agar bentuk digitalisasi lainnya akan lebih mudah untuk dapat mengembangkan proyek-proyek kecil, seperti UMKM dan blended finance.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: