Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Royalti Batu Bara Bakal Gerus Laba PTBA

Kenaikan Royalti Batu Bara Bakal Gerus Laba PTBA Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan tarif royalti batu bara bagi perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) menjadi 13,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar 7 persen yang telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo dinilai dapat mengurangi laba perusahaan tambang.

Adapun aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengakui bahwa kenaikan biaya royalti batu bara ke depan bakal menggerus laba perseroan. Namun, keputusan menaikkan royalti batu bara ini tentu sudah dipertimbangkan oleh pemerintah dari berbagai aspek.

Baca Juga: Semester I-2022, PTBA Ekspor 140 Ribu Ton Batu Bara ke Italia 

"Dengan adanya penerapan royalti tentung memang akan sedikit menggerus laba perusahaan kalau tidak ada peningkatan penjualan. Karena ini akan meningkatkan HPP, karena ini sebagai biaya. Tapi biaya yang timbul ini tentunya diimbangi dengan kondisi market yang ada sekarang ini," ujar Arsal dalam paparan kinerja PTBA semester I 2022, Jumat (26/8/2022).

Sebenarnya, kata Arsal, pengaruh kenaikan royalti ini tidak relatif besar untuk tahun ini. Tapi, diakuinya untuk tahun depan mungkin akan sedikit berdampak pada laba perusahaan. 

"Nanti tahun depan mungkin akan berdampak. Kami sudah coba hitung-hitung melihat kondisi pasarnya seperti apa," ujarnya. 

Meski begitu, Arsal optimistis bahwa perseroan dapat mengantisipasinya. Apalagi, sambung Arsal, kondisi keuangan perseroan saat ini masih sehat. Adapun kenaikan royalti dinilai akan berdampak sekitar 5 persen pada beban perseroan.

"Hitungan kasarnya, sekarang ini dampaknya ke proyeksi laba tahun 2022 ini kurang lebih itu kurang lebih 5 persen. Ini kami masih hitung-hitung dengan harapan nanti kalau volume meningkat, dan harganya meningkat, tentunya pengaruh labanya tidak terlalu signifikan," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: