- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Kementan Dorong Produksi Kopi di Jawa Barat, SYL: Untuk Menangkan Tantangan Krisis Pangan
Berdasarkan status keadaan tanaman, luas kopi nasional terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 188,91 ribu hektare dan TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 947,92 ribu hektare. Adapun luas areal Tanaman Tidak Menghasilkan atau Tanaman rusak (TTM/TR) mencapai 122,16 ribu hektare.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah memaparkan bahwa saat ini produksi kopi nasional mencapai 774,70 ribu ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769 ribu ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5,67 ribu ton atau 0,67 persen. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kg/ha.
Baca Juga: Sebut Bisa Menjadi Pengganti Gandum, Kementan: Kenapa Kita Lupakan Sorgum?
"Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar diekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa," katanya.
Andi menjelaskan, perolehan devisa yang ada saat ini belum mencerminkan kontribusi nilai optimal, mengingat sebanyak 98,01 persen kopi yang diekspor masih dalam bentuk produk primer atau kopi biji dengan kualitas ekspor didominasi 70 persen oleh mutu sedang sampai rendah grade IV hingga VI. Kendati demikan, Kementan sejak tahun 2020 mulai menggencarkan Kegiatan BUN500, yakni penyediaan benih uggul bermutu tanaman perkebunan 500 Juta Batang.
"Upaya tersebut di antaranya membangun Nursery BUN dan memproduksi benih kopi secara swakelola dan mendorong produsen benih mitra untuk membangun dan memproduksi benih di dalam atau sekitar Kawasan Pengembangan Kopi," jelasnya.
"Yang pasti saat ini jumlah produsen nursery mitra benih kopi mencapai 47 unit yang tersebar di 14 Provinsi. Pemerintah terus mengembangkan kopi nasional untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri," tambah Nur Alam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: