Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eksistensi Suharso Monoarfa Dinilai Mengancam Partainya Jelang Pemilu 2024

Eksistensi Suharso Monoarfa Dinilai Mengancam Partainya Jelang Pemilu 2024 Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menyampaikan pidato sebelum menyerahkan berkas pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). PPP secara resmi mendaftarkan diri sebagai salah satu calon partai peserta Pemilu 2024 ke KPU. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto menilai Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa seperti tak serius mengurus partai. Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi publik bertajuk 'Akankah PPP Lolos Parlimemtary Treshold 2024' yang digelar Tim Hukum Penyelematan PPP di Jakarta, Senin (29/8/2022).

"Hanya kepentingan individu saja yang dikeluarkan. Dia menyebut kiai amplop. Ini sengaja atau tidak, Suharso sudah meruntuhkan rumah besar yang membesarkannya," ujar Hari Purwanto. 

Baca Juga: Politikus Senior Rusli Effendi: Para Majelis Partai Minta Suharso Mundur untuk Keselamatan PPP

Hari menilai, Suharso seperti lupa bahwa dia dibesarkan oleh PPP. Menurutnya, pernyataan Suharso yang kontroversial dan menimbulkan polemik dinilai mengancam basis massa seperti kiai, ulama, dan ustaz.

"Ketum PPP dengan mengucapkan kiai amplop, padahal tak semua bersikap itu. Itu sama saja pelecehan. Apa yang dikatakan Suharso sudah tak benar. Dia yang menghancurkan PPP, bukan kadernya. Apalagi statment itu masih menjadi trending," kata Hari.

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menambahkan dari beberapa hasil survei ektabilitas PPP merosot dan terancam tak lolos ke parlemen.

Baca Juga: Gegara Suharso Monoarfa Singgung "Amplop Kiai", Ketua PBNU Sebut PPP Kurang Dipercaya Kalangan Pesantren

"Bahkan, suaranya tergerus oleh adanya partai baru. Tentu saya lihat wajar karena ada kekhawatiran itu terhadap PPP dari internal mereka sendiri," ungkap Ray.

Ray meyakini, jika suasana PPP tak nyaman, akan sulit PPP melakukan konsolidasi dan mobilitas dalam rangka meraup suara. "Berdasarkan itu, saya kira kalau sampai Desember 2023, mereka akan kesulitan bersaing ke parlemen dan melawan partai baru," jelas Ray.

Baca Juga: Pernyataan Suharso Monoarfa Jadi Sorotan, Soal Amplop Kiai Buat Suara PPP Terancam!

Ray mendesak, persoalan Suharso ini sebaiknya segera diselesaikan sebelum Desember 2023. Karena setelah itu akan sulit melakukan perbincangan soal keabsahan dan persiapan Pileg 2024.

"Jika tidak, PPP juga berpotensi kehilangan basis massa pemilih akibat kontroversi Ketum. Khususnya soal pemilih perempuan dan kalangan ulama," jelas Ray.

Koordinator Tim Penyelamat PPP M Soleh Amin mengaku sudah ada teguran dari majelis agar Suharso mengundurkan diri demi menyelematkan kepentingan PPP. 

"Ini untuk menyelematkan partai," kata Soleh seraya menyebut Suharso banyak berkutat pada isu pribadi yang berdampak negatif terhadap partai.

Baca Juga: Gegara Soal Amplop Kiai, Suharso Monoarfa Kini Harus Siap Berurusan dengan Polri

Soleh meyakini, ada niat jahat terhadap PPP kalau Suharso tetap bertahan sebagai Ketum PPP yang elektoralnya tengah turun. "Karena segmen elektoral kami dihabisi. Untuk keselamatan partai perlu ada kepemimpinan baru. Entah itu dari luar atau dalam," tutup Soleh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: