Disebut Bias, Pakar HAM PBB yang Baru Dikecam Keras Rezim Kim Jong Un Gara-gara...
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengkritik seorang pakar Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang baru sebagai "bias". Disebut negara itu tidak akan mentolerir apa yang disebutnya upaya pimpinan AS untuk menggulingkan rezim yang terisolasi, lapor KCNA, Jumat (2/9/2022).
Elizabeth Salmon, pakar baru PBB tentang hak asasi manusia di Korea Utara, melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Korea Selatan sejak menjabat bulan lalu. Dalam pernyataan pengukuhannya, Salmon mengatakan situasi hak asasi manusia Korea Utara telah memburuk setelah lebih dari dua tahun tindakan ketat untuk mengekang COVID-19.
Baca Juga: Wah! China Ketar-Ketir dengan Laporan Pejabat HAM PBB, Whistleblower Akhirnya Muncul
"Kami telah memperjelas pendirian prinsip kami bahwa kami tidak mengakui atau berurusan dengan 'pelapor khusus' yang hanya boneka AS," KCNA mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya.
Pyongyang telah berulang kali menolak tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan mengkritik penyelidikan PBB atas masalah tersebut sebagai skema yang didukung AS untuk mencampuri urusan dalam negerinya.
"DPRK tidak akan pernah memaafkan AS dan raket 'hak asasi manusia' pasukan bawahannya terhadap DPRK yang bertujuan untuk menggulingkan sistem sosialnya," kata pejabat itu, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya, Republik Rakyat Demokratik Korea. (DPRK).
Laporan terpisah PBB baru-baru ini juga mengatakan langkah-langkah penahanan virus corona Korea Utara telah memperburuk pelanggaran hak asasi manusia negara itu, mengutip pembatasan tambahan pada akses informasi, keamanan perbatasan yang lebih ketat, dan pengawasan digital yang meningkat.
Salmon dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers pada hari Jumat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: