Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analisis Forbes Ungkap Data Perdagangan Bitcoin Kemungkinan Telah Dimanipulasi

Analisis Forbes Ungkap Data Perdagangan Bitcoin Kemungkinan Telah Dimanipulasi Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah laporan dari Forbes pada 26 Agustus lalu mencatat bahwa data perdagangan Bitcoin (BTC) dari 157 bursa memiliki kemungkinan tidak sesuai dengan apa yang diklaim perusahaan.

Dikutip dari Cointelegraph pada Senin (5/9/2022), kontributor Forbes, Javier Pax dari cabang aset digital outlet berita mengatakan bahwa ada ketidakcocokan antara data perdagangan BTC dengan yang dilaporkan oleh bursa pertukaran kripto dengan angka sebenarnya, terutama jika mereka kecil atau tidak diatur. Ia mengungkapkan, sekelompok bursa kecil memiliki volume perdagangan BTC kira-kira 95% lebih rendah dari yang dilaporkan.

Baca Juga: Laporan Arcane: Penambangan Bitcoin Beri Solusi atas Krisis Energi Global

Dengan mengutip laporan dari Bitwise Asset Managemen tahun 2019, yang mengklaim bahwa 95% dari volume perdagangan kripto yang dilaporkan di bursa yang tidak diatur tampaknya telah dipalsukan atau merupakan hasil dari perdagangan pencucian non-ekonomi, Pax menyatakan, "lebih dari setengah dari semua perdagangan yang dilaporkan kemungkinan palsu atau non-ekonomis."

Merujuk pada angka yang ia maksudkan, volume BTC harian global dalam industri ini adalah US$128 miliar pada 14 Juni, jumlah tersebut 51% lebih rendah dari US$262 miliar yang akan didapat dengan mengambil jumlah volume yang dilaporkan sendiri dari berbagai sumber.

Lebih lanjut, Pax menjelaskan bahwa jika volume perdagangan yang dilaporkan untuk BTC tidak dapat dipercaya, maka metrik untuk aset yang lebih kecil dari BTC harus kembali dipertanyakan dengan benar.

Hal ini penting untuk dilakukan karena volume perdagangan adalah satu tanda minat investor yang paling terukur, namun saat ini dapat dengan mudah dimanipulasi untuk meyakinkan investor pemula bahwa ia memiliki lebih banyak permintaan daripada yang sebenarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: