- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
BBM di SPBU Swasta Lebih Murah Hingga Pemerintah Desak Naikkan Harga, Mulyanto: Pemerintah Lebay!
Vivo resmi beroperasi di Indonesia pada 2017 lalu. Perusahaan ini merupakan anak dari perusahaan Vitol Group yang berkantor pusat di Swiss. Vitol memperdagangkan dan mendistribusikan energi ke seluruh dunia menggunakan keahlian logistik dan jaringan infrastruktur mereka.
Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, 19 Elemen Masyarakat Turun ke Jalan
Vivo menyalurkan BBM non-subsidi dan hanya menjual BBM jenis umum. Ada tiga jenis BBM yang dijual SPBU Vivo yaitu:
-
Revvo 89
-
Revvo 92
-
Revvo 95
Semakin tinggi angka (oktan number) di belakang maka kualitas pembakaran di ruang mesin akan semakin baik.
Jika dibandingkan dengan BBM Subsidi dari pertamina memiliki oktan number 90, hanya selisih satu dengan BBM Revvo.
Baca Juga: Ekonomi Solid, Indonesia Dinilai Mampu Hadapi Dampak Kenaikan Harga BBM
Melihat perbedaan harga jual tersebut Mulyanto minta Pemerintah perlu memberi penjelasan, kenapa harga jual Pertalite yang bersubsidi malah lebih mahal dari BBM non-subsidi Revvo 89.
"Ini kan janggal. Pemerintah harus dapat menjelaskan berapa harga pokok produksi (HPP) Pertalite ini yang sebenarnya. Masa harganya masih lebih mahal daripada harga BBM di SPBU swasta. Selisih harga ini pasti akan menimbulkan pertanyaan dari masyarakat," kata Mulyanto.
Baca Juga: Efek Domino BBM Naik: Ongkos Naik, Sembako Naik, Pendapatan Tak Kunjung Naik
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty