Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ungkit Politik Identitas dan Suara Rakyat Dibungkam, AHY Imbau Keras Jajaran Demokrat, Sindir Siapa?

Ungkit Politik Identitas dan Suara Rakyat Dibungkam, AHY Imbau Keras Jajaran Demokrat, Sindir Siapa? Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebut bahwa demokrasi saat ini mengalami kemunduran. Hal tersebut dia katakan berdasarkan amatannya yang menyimpulkan adanya politik uang, politik identitas, dan munculnya polarisasi politik.

AHY menegaskan, Demokrat tidak terlibat pada semua kemunduran demokrasi yang terjadi saat ini. Dia juga menegaskan agar para kader partai tidak terlibat dalam kemunduran demokrasi, sebab dia menyebut bahwa Demokrat adalah partai nasionalis-religius.

Baca Juga: "AHY Presiden" Menggema dalam Rapimnas Demokrat, AHY: Bukan Saya yang Memprovokasi

"Jangan sampai Demokrat ikut-ikutan terjebak dalam politik identitas seperti ini. Demokrat adalah partai nasionalis-religius. Kita ingin menghadirkan kerukunan antaridentitas, antarsuku, antarras, etnis dan sebagainya. Karena ini adalah negara kita, Indonesia untuk semua bukan hanya untuk sebagian orang, termasuk kita tidak ingin terjadi politik fitnah yang merajalela," kata AHY dalam pidatonya di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Center, Kamis (15/9/22).

Dia mengajak semua kader partai untuk bersama menghadapi black campaign sebagaimana yang terjadi saat ini. AHY juga menegaskan bahwa para kader Demokrat tidak menggunakan jalan pintas untuk meraih kemenangan di pemilu 2024 mendatang.

Selain itu, AHY juga menyebut bahwa kepemimpinan saat ini terasa seperti kembali pada masa otoritarianisme. Dia melihat, ada upaya kepemimpinan saat ini untuk melanggengkan kekuasaan.

"Yang jelas akan merontokkan sendi-sendi bermasyarakat, termasuk dalam berdemokrasi dan berpolitik. Jangan sampai kita biarkan isu-isu yang dikemukakan presiden 3 periode atau perpanjangan presiden tanpa pemilihan, itu tidak demokratis dan inkonstitusional," kata AHY.

Dia juga menilai bahwa saat ini, negara seolah-olah dimiliki oleh segelintir orang saja. Dia menyebut, adanya praktik kolusi di tubuh pemerintah saat ini.

Baca Juga: Demokrat Sumatera Barat Dukung Duet Anies Baswedan dan AHY: Kekuatan Besar!

"Yang memiliki kekuasaan politik dengan mereka yang memiliki kapital atau uang, money politics, kekuatan uang dan kekuatan politik seolah menjadi satu dan menjadi segala-galanya, seolah bisa dibayar, ada transaksinya, ini negeri kita sendiri. Semua warga negara punya hak dan kewajibannya yang sama," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: