Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nggak Terima Ucapan AHY, Orang PDIP Ungkit Hambalang: Sampai Sekarang Masih Terbengkalai!

Nggak Terima Ucapan AHY, Orang PDIP Ungkit Hambalang: Sampai Sekarang Masih Terbengkalai! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Imbas beberapa pernyataan tajam di Rapimnas Partai Demokrat, antara partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono tersebut dan PDIP terlibat saling bantah.

Mengenai perkembangan yang ada, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menepis pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan 70-80 persen pembangunan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah kinerja ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kenapa harus diperdebatkan, setiap jabatan ada masanya. Pemimpin-pemimpin sebelumnya nggak pernah ada tuh ada yang klaim keberhasilan penerus-nya," ucap Lasarus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Lasarus pun bingung dengan pernyataan AHY yang menyebut seharusnya Pemerintahan Jokowi berterima kasih dengan Pemerintahan SBY. Dalam Pemerintahan, menurutnya, penerus melanjutkan kerja pendahulunya adalah hal yang biasa.

Baca Juga: 'Pembusukan' Mulai Terlihat Menjelang Jabatan Habis, Rocky Gerung Kasih Angin Segar ke Anies Baswedan: Saya Bisa Taruhan, Setelah Anies…

"Jembatan Suramadu, itu digagas Pak Soeharto. Yang bangun Ibu Megawati, dan yang meresmikan adalah SBY. PDIP nggak ribut tuh SBY tinggal gunting pita saja," ucap Lasarus.

Ia menambahkan, sudah sewajarnya jika program atau kebijakan yang bagus diteruskan. "Kalau memang programnya bagus ya pasti dilanjutkan. Proyek Hambalang sampai sekarang masih terbengkalai karena memang bermasalah," ujar politisi PDIP ini.

Lasarus kemudian membandingkan pembangunan era SBY dan Jokowi berdasarkan data. Untuk jalan tol, Presiden Keenam RI SBY berhasil membangun tol sepanjang 189,2 km sepanjang waktu 10 tahun.

Presiden Ketujuh RI Joko Widodo, dalam delapan tahun kepemimpinannya, berhasil membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km. Bahkan, Jokowi masih menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan 750 km jalan tol pada dua terakhir pemerintahannya, yakni 2023 dan 2024.

Selain jalan tol, Jokowi berhasil menyelesaikan seluruh bendungan yang konstruksinya dimulai di era SBY, tepatnya 18 bendungan. Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sehingga total ada 30 bendungan yang selesai dibangun sejak Jokowi menjabat.

Lasarus juga mengatakan, ada 29 bandara yang dibangun di masa pemerintahan Jokowi. Presiden Jokowi pun masih menargetkan 9 konstruksi bandara lagi yang akan selesai pada 2023, sebelum periode kepemimpinan berakhir. Baik bandara baru maupun revitalisasi.

"Kita ketahui saat ini pembangunan di desa sangat pesat. Dari ujung barat sampai timur, tanah Papua. Semua merata," papar Lasarus.

Komisi V DPR mencatat, infrastruktur desa yang berhasil dibangun di era Jokowi, antara lain 1.597.539 meter jembatan, 1.474.544 unit air bersih desa, 501.054 unit irigasi desa, 12.297 pasar desa, dan 42.357 posyandu.

"Saya jadi pimpinan Komisi V DPR sudah lama, sudah 15 tahun. Jadi saya tahu dari masa ke masa bagaimana pemerintah menyusun program dan anggaran. Di situ bisa terlihat seperti apa kebijakannya," tutur Lasarus.

Baca Juga: Eko Kuntadhi Bikin Ulah Hina Ustazah Pesantren Lirboyo, Ganjar Pranowo Mulai Disinggung: Bocahe Panjenengan, Kelewat Batas!

Banyak pakar yang menyatakan, pencapaian pembangunan di era Jokowi melampaui pembangunan infrastruktur pemerintahan Indonesia lainnya.

Lasarus menegaskan, pembangunan infrastruktur pada era pemerintahan Jokowi berjalan 'on the track' dan itu terlihat bagaimana dalam survei-survei kepuasan publik sangat besar kepada Jokowi, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur.

"Presiden Jokowi benar-benar membangun dari pinggiran, dan semua merasakan keberhasilan-nya, dari orang kota sampai orang-orang di pelosok desa," kata Lasarus menegaskan.

sumber : Antara

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: