SBY Khawatir Hingga Siap Turun Gunung, Keputusan Surya Paloh Tentukan Nasib Demokrat
Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan dirinya akan turun gunung mengingat akan ada kecurangan di Pilpres 2024 menurut Ade Armando tidak ditujukan langsung kepada pemerintah.
Menurut SBY pula, dia menerima informasi bahwa Pilpres 2024 akan diatur sehingga hanya diikuti oleh dua pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Calon Wapres).
SBY tidak menyatakan siapa yang akan mengatur skenario itu. Tapi menurut SBY dia tak akan bisa mengajukan capres bersama koalisinya.
Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Elektabilitas PKS Sebagai Partai Oposisi Menguat
“Saya rasa banyak yang gagal memahami pernyataan SBY. Saya mungkin salah, tapi seingat saya SBY tidak menyebut kata curang. Dia bilang tidak jujur dan tidak adil dan ini saya rasa tidak dia tunjukkan pada pelaksanaan pemilu itu sendiri,” kata Ade seperti dilansir dari Youtube Cokro TV, Jumat (23/09/22).
Menurut Ade, SBY hanya ingin mengatakan ada langkah-langkah yang dilakukan sebagian pihak sehingga ujung-ujungnya Partai Demokrat tidak akan bisa mengajukan capres dan karena itu dia sekarang merasa harus turun gunung untuk mencegah skenario itu terjadi.
Baca Juga: LKSP Paparkan Hasil Survei, Jelang Pilpres 2024 Elektabilitas PDIP dan Gerindra Merosot Tajam
“Posisi Partai Demokrat memang tidak mudah, ini ada kaitannya dengan
presidential threshold (PT) yang sebenarnya dibuat di era SBY. Aturan ini membuat calon presiden hanya bisa maju kalau didukung oleh partai atau kombinasi partai yang jumlah total perolehan kursinya mencapai minimal 115 kursi,” jelas Ade.
Diketahui, dalam pemerintahan Partai Demokrat hanya memperoleh 54 kursi karena itu mereka harus berkoalisi.
Kemungkinan terbaik dan terbesar bagi Demokrat adalah berkoalisi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan mengusung Anies Baswedan.
Baca Juga: Fadli Zon Tanggapi Pernyataan SBY Tentang Pilpres 2024 yang Tak Adil: Sah-sah Saja!
Sayangnya, strategi ini bisa hancur berantakan jika Surya Paloh memutuskan masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar PAN dan PPP.
“Kalau koalisi tiga partai ini terwujud, SBY tentu happy. Tapi nampaknya SBY mendengar cerita lain yang bisa meruntuhkan skenario ini. Ini terkait Nasdem, Nasdem nampaknya masih ragu-ragu,” jelas Ade.
Nasdem sebelumnya sudah mempertimbangkan 3 nama, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa tapi suara dari pendukung Nasdem dan sikap Surya Paloh sendiri yang akan jadi penentu akhir.
“Surya itu nasionalis tulen, dia akan mendukung Anies hanya kalau tak ada pilihan lain. Pada dasarnya dia akan cenderung untuk mendukung Ganjar. Tapi masalahnya, sejauh ini Ganjar tidak didukung satu partai pun,” jelas Ade.
Baca Juga: Skenario Pilpres 2024: Prabowo-Puan VS Anies-AHY, Hasil Survei Ternyata Berbeda
Menurutnya, kalau Surya Paloh jadi memilih berkoalisi dengan PKS dan Demokrat, Anies Baswedan akan maju dan kemungkinan besar menang.
“Tapi kalau Surya Paloh memilih tidak mendukung siapa-siapa, koalisi PKS dan Demokrat
tidak cukup untuk memajukan dan memenangkan Anies,” jelasnya.
“Surya adalah pemain politik yang tajam, dia tahu yang berpeluang untuk jadi
capres hanyalah Ganjar Pranowo atau Anies,” tambah Ade.
Baca Juga: Saiful Mujani: Puan Maharani Berpotensi Memperlemah Pasangannya di Pilpres 2024
Mimpi Demokrat dipastikan padam, bila KIB mendukung Ganjar Pranowo, Surya Paloh akan otomatis bergabung. Demokrat dan PKS keluar gelanggang dan Anies Baswedan tidak lagi punya pendukung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty