Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berdiri Sejak 1996, CEO Zahir Muhammad Ismail Ungkap Perbedaan Startup Zaman Old dengan Zaman Now, Apa Bedanya?

Berdiri Sejak 1996, CEO Zahir Muhammad Ismail Ungkap Perbedaan Startup Zaman Old dengan Zaman Now, Apa Bedanya? Kredit Foto: Instagram/Muhammad Ismail
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisa dikatakan bahwa Zahir adalah startup zaman old yang berhasil bertahan hingga hari ini. CEO Zahir Muhammad Ismail mengungkap bahwa Zahir adalah startup atau perusahaan teknologi yang berdiri pada tahun 1996 dan menciptakan aplikasi untuk bisa dipakai oleh UMKM seluruh Indonesia. Zahir membantu UMKM Indonesia naik kelas.

Pada tahun 1996, ekosistem Zahir belum semaju sekarang. Founder awal Zahir saat itu adalah seorang mahasiswa ITB yang menciptakan Zahir sebagai software accounting yang mendapat pinjaman dana untuk setiap bulan dibuat laporan keuangannya.

Dalam video YouTube bertajuk "Startup Zaman Now Harus Paham Ini. Belajar dari Senior! - THE INSIDER feat. M. Ismail, CEO Zahir", Ismail mengatakan founder awal Zahir semula mencari-cari tools atau aplikasi yang dapat membantu UMKM untuk mengetahui kondisi bisnis dan perusahaan. Dari situlah aplikasi Zahir versi satu tercipta.

Baca Juga: Kata Bos Zahir Muhammad Ismail: Kalau Ngomongin Uang, Semua Orang Butuh Uang, Tapi...

Ismail menuturkan era startup zaman sekarang mendapat lebih banyak keuntungan dari startup zaman dahulu. Mulai dari riset bisnis yang mudah karena internet, model bisnis yang beragam, hingga akses terhadap market yang lebih mudah.

Saat itu, Zahir dipasarkan lewat cara non-teknologi alias masih menggunakan cara kuno. Bahkan, ketika memasarkan hingga ke negara tetangga, tidak ada yang percaya karena software saat itu adalah sesuatu yang langka dan mahal.

Sementara itu, startup zaman sekarang sangat mudah mendapatkan funding dengan kekayaan yang juga cepat meroket. Inilah kesalahan kebanyakan orang yang menganggap mendirikan startup bisa sebagai kendaraan menuju kekayaan. Ismail berujar bahwa zaman dahulu, mereka hanya berharap bisa hidup melalui bisnis ini. Selain itu juga pastinya terus maintain produk agar selalu fit dengan kebutuhan pelanggan dan bisa survive tanpa bergantung pada investor.

Ismail berujar bahwa saat ini tantangan yang dihadapi adalah speed atau kecepatan dalam bisnis. Ini karena kita semua memiliki akses ke informasi yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: