PDIP Sentil NasDem 'Biru Sudah Terlepas dari Pemerintahan Jokowi', Pengamat: Soalnya yang Diusung Anies Baswedan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengeluarkan pernyataan keras kepada Partai NasDem yang belum lama ini mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Hasto secara tegas menyatakan, "Biru sudah terlepas dari Pemerintahan Jokowi."
Meski begitu, Hasto memang tak menyebut nama NasDem secara gamblang. Pernyataan itu diucapkan Hasto saat PDIP menggelar perayaan HUT ke-77 TNI, di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Perayaan ini diramaikan dengan talkshow yang mengangkat tema "TNI adalah Kita".
Baca Juga: Ambil Keputusan Menggegerkan, Pengamat Sebut NasDem Wajib Total Dukung Anies Baswedan!
Di acara ini, Hasto memamerkan lukisan besar tentang peristiwa 10 November 1945. Di dalam lukisan itu, tampak sejumlah tokoh, mulai dari Presiden Soekarno, Jenderal Sudirman, Jenderal Urip Suharjo, sampai Bung Tomo. Latar belakang lukisan itu adalah peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Warna birunya dirobek sehingga tinggal merah putih.
"Yang dilepas itu benderanya warna biru. Biru itu dulu Belanda," ucap Hasto.
Setelah itu, dia mengaitkan warna biru dengan konteks politik saat ini. Pernyataannya langsung menukik ke NasDem yang pekan lalu mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres. "Sekarang ada warna biru lain, mencalonkan Anies," sebut Hasto.
"Ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri," tegasnya.
Saat dipertegas soal warna biru itu, Hasto enggan menyebut nama. Dia hanya menegaskan, terkadang yang terjadi di masa lalu bisa terjadi di masa depan. "Itu arahnya perspektif historis, menginspirasi masa kini dan akan merancang masa depan," imbuhnya.
Mendengar ucapan Hasto ini, NasDem membalas dengan meledek. Ketua DPP NasDem Effendi Choiri mengatakan, silakan saja Hasto mau ngomong apa saja. Menurut pria yang akrab disapa Gus Choi ini, omongan model Hasto hanya muncul dari orang yang iri dan dengki sehingga pernyataan yang keluar adalah pernyataan yang kurang sehat terhadap realitas persahabatan. "Terasa ada ketidaksenangan," katanya, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Gus Choi lalu memberikan sejumlah catatan. Pertama, harus dipahami semua pihak bahwa koalisi dengan Pak Jokowi adalah berdasarkan hasil Pemilu 2019-2024. Koalisi berlangsung lima tahun, bukan setahun dua tahun.
NasDem, lanjut dia, melakukan deklarasi pencapresan Anies sesuai konstitusi dan koridor hukum yang ada untuk mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2024. Yang dilakukan NasDem adalah untuk Pemilu 2024-2029, bukan untuk menggantikan Presiden Jokowi hari ini. "Jadi koalisi tetap berjalan," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum