Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

227 Bencana Terjadi Selama Oktober, Muhadjir Effendy Ikuti Arahan Jokowi: Jangan Ragu Tetapkan...

227 Bencana Terjadi Selama Oktober, Muhadjir Effendy Ikuti Arahan Jokowi: Jangan Ragu Tetapkan... Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bencana akibat cuaca ekstrem terus terjadi. Dua hari ini jalur lintas selatan Jawa Timur hingga Bali mengalami banjir besar dan longsor yang menimbulkan banyak kerugian. Diperkirakan kondisi ekstrem  hidrometrologi ini masih akan berlangsung di hari hari mendatang.  Merespon kondisi ini, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemenuhan data lapangan yang tepat dan cepat sangat diperlukan untuk meminimalisasi risiko bencana yang terjadi di Indonesia.  

Sebagai penentu pengambilan keputusan terhadap langkah mitigasi bencana, data lapangan tanggap bencana harus terus di-update. Selain itu, koordinasi lintas sektor juga harus berjalan dengan baik. 

Baca Juga: Foto Temannya Tak Cukup, Isu Ijazah Palsu Milik Jokowi Masih Bertebaran: Tunjukkan, Bukan Reunian...

“Semakin cepat kita dapat data lapangan yang real dan clear, kita akan semakin cepat mengambil keputusan dan akan mampu meminimalisir risiko bencana,” ujarnya saat memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) Penanggulangan Bencana di Kantor Kemenko PMK, Selasa (18/10/2022).

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kata Menko PMK, bencana yang terjadi harus dapat diatasi dengan baik dan jangan sampai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, mengingat saat ini Indonesia sedang dalam proses melawan krisis ekonomi global. Hal-hal yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok dan kelancaran transportasi untuk menyuplai bahan perdagangan diharapkan tidak terganggu. 

“Bencana tahun ini spektrumnya jadi sangat luas karena berimpitan dengan masalah ekonomi global yang sangat tinggi. Mohon koordinasi di lapangan diperkuat sehingga melibatkan semua pihak yang terdampak. Jangan sampai kita gagal fokus dalam penanganan bencana ini sehingga menimbulkan efek yang tidak kita harapkan,” ungkapnya.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 227 bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam dua minggu terakhir sejak awal Oktober 2022. Di mana semua kejadian bencana dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi basah.

Baca Juga: Heru Budi Hartono Jadi Pilihan, Loyalis Jokowi: Dia Bisa Tunjukkan Jeleknya Kinerja Anies Baswedan!

Dalam kurun waktu 3 - 16 Oktober 2022, banjir menjadi kejadian bencana yang paling banyak terjadi dalam periode ini disusul tanah longsor dan cuaca ekstrem. Bencana alam tersebut menyebabkan 23 jiwa meninggal dunia, 1 jiwa hilang, dan 19 jiwa luka-luka/sakit.

Oleh sebab itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengimbau agar pemerintah provinsi maupun daerah berkoordinasi dan tidak sungkan menetapkan status tanggap darurat jika terjadi bencana. Selain itu masyarakat juga diminta untuk terus waspada.

“Bagi daerah yang terjadi bencana alam, jangan ragu menetapkan status tanggap darurat. Jangan gengsi, seolah-olah karena tidak mampu, padahal itu tidak ada kaitannya karena bencana tidak bisa dihindari. Kita harus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan,” kata Letjen TNI Suharyanto.

Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Tampung Keluh Kesah Pekerja Migran Indonesia Bermasalah di Kamboja

Adapun hasil analisis dinamika atmosfer terkini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

BMKG mengatakan peningkatan potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus terjadi hingga akhir tahun, terutama pada dasarian I dan dasarian II November 2022. Data tersebut tertera dalam analisis dan prediksi El Niño-Southern Oscillation (ENSO).

Baca Juga: Warga Terdampak Bencana di Malang Butuh Pasokan Air Bersih

Turut hadir dalam RTM, Plt. Dirjen Limjansos Kemensos Robben Rico, Deputi bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan, Dirjen Cipta Karya KemenPUPR Diana Kusumastuti, Dirjen Bina Marga KemenPUPR Hedy Rahadian, Dirjen SDA KemenPUPR Jarot Widyoko, dan Deputi Geofisika BMKG Suko Prayitno. Sementara hadir secara daring Sekjen Kemenkes Kunta wibawa, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya, serta Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri Edy Suharmanto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: