Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) Ahmad Zabadi mengatakan, piloting project minyak makan merah yang dilaksanakan di tiga wilayah, yaitu Asahan, Deli Serdang, dan Langkat bukan hanya meningkatkan kesejahteraan petani sawit, melainkan juga mengembangkan nilai tambahan pada produk turunan sawit.
"Potensi sawit yang besar nilai tambahnya bukan hanya di tandan buah segar (tbs), melainkan juga di prodak turunan," kata dia dalam keterangan persnya di Kantor Kemenkop-UKM, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga: SNI Minyak Makan Merah Hanya untuk Produksi Koperasi, Selain Itu Ilegal!
Menurutnya, teknologi yang dihasilkan Pusat Peniliti kepala Sawit (PPKS) dari minyak makan merah bukan hanya memberi nilai tambah bagi petani sawit. Namun, dari sisi kandungannya memilki kontribusi yang besar bagi kesehatan dan gizi.
"Kandungannya memiliki banyak vitamin dan meningkatkan kesehatan seperti miliki protein tinggi hingga dapat mencegah stunting," ujarnya.
Zabadi menambahkan, piloting project ini akan melibatkan PT Perkebunan Nusantara II (persero) (PTPNIII) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk tiga wilayah di Sumatera Utara (Sumut), di mana pabrik-pabrik tersebut akan dibuat dekat dengan perkebunan kelapa sawit.
"Posisinya berdekatan dengan pabrik perkebunan kepala sawit jadi suplai dari CPO-nya langsung," ucapnya.
Dirinya menegaskan, hal ini akan mengurangi cost pembiayaan dari segi transportasi dan logistik. "Tidak lagi perlukan transportais dan logistik yang selama ini memakan waktu dan biaya, jadi rata-rata jaraknya 100 meter. Proses instalasi dialiri oleh pipa dari pabrik nantinya," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum