Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nyalinya Luar Biasa, Rishi Sunak Tanpa Ba Bi Bu Semprot 'Tangan Kanan' Putin di KTT G20

Nyalinya Luar Biasa, Rishi Sunak Tanpa Ba Bi Bu Semprot 'Tangan Kanan' Putin di KTT G20 Kredit Foto: Antara/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Nusa Dua -

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutuk invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina di hadapan perserta KTT G20 Bali, Selasa (15/11/2022).

Perdana Menteri kelahiran 12 Mei 1980 itu menegaskan, negara-negara tidak boleh menyerang tetangga sendiri.

Baca Juga: Diam-diam Ada Perseteruan Elon Musk Vs Joe Biden dalam KTT G20, Ternyata Oh Ternyata...

Saat berhadapan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di aula pleno, tanpa ba bi bu, Sunak menyemprotnya. 

Dia meminta Moskow untuk segera keluar dari Ukraina, dan mengakhiri perang barbar.

"Konflik ini memperburuk tantangan ekonomi global," cetus Sunak, yang baru menjabat PM Inggris pada 25 Oktober 2022, seperti dikutip The Independent, Selasa (15/11/2022).

Dia juga mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memilih tak hadir dalam KTT G20 Bali.

"Mungkin, jika dia hadir, kita bisa menuntaskan masalah," ujar Sunak.

Dalam pertemuan dua hari para pemimpin ekonomi utama dunia, tuan rumah Presiden RI Joko Widodo mengatakan, dunia akan berjuang untuk bergerak maju, jika perang tidak berakhir.

KTT G20 tahun ini dihelat, ketika negara-negara G20 terpecah atas tindakan Rusia di Ukraina, yang telah mendorong harga pangan dan energi di seluruh dunia.

Dalam pidato tertutupnya yang dikutip Downing Street, Sunak mengatakan, invasi ilegal Rusia ke Ukraina memiliki implikasi mendalam bagi negara-negara di dunia. Karena telah merusak prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial.

"Kita semua bergantung pada prinsip-prinsip, yang merupakan dasar tatanan internasional. Itu harus ditegakkan," ujarnya.

"Ini sangat sederhana. Negara-negara tidak boleh menyerang tetangganya sendiri. Mereka tidak boleh menyerang infrastruktur sipil dan penduduk sipil. Mereka tidak boleh mengancam eskalasi nuklir," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: