Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Sebut Sektor Perkebunan Harus Miliki Komoditas Prioritas

Mentan Sebut Sektor Perkebunan Harus Miliki Komoditas Prioritas Petani menjemur biji kopi arabika Gayo di Desa Bale Atu, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Aceh, Minggu (19/6/2022). Harga biji kopi arabika Gayo di tingkat petani sejak dua bulan terakhir mulai membaik dari Rp85.000 menjadi Rp98.000 per kilogram seiring meningkatnya permintaan kopi untuk diekspor ke luar negeri. | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa perkebunan merupakan salah satu penopang Indonesia pada 2022 dengan capaian total Rp 485,16 triliun atau naik 7,29% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021.

“Memang kita harus fokus dan terarah dalam membangun perkebunan. Dan perkebunan itu harus mempunyai prioritas terhadap komoditas yang akan ditingkatkan. Karena itu, efisien pemanfaatan sumberdaya harus terukur untuk menetapkan target dan tujuan. Semua petani harus bersatu dalam corporate ini," Kata Syahrul, kemarin.

Menurut Syahrul, perkebunan Indonesia adalah etalase dunia yang memiliki kekuatan besar terhadap tumbuh kembangnya ekonomi bangsa. Karena itu, dirinya ingin semua produk kopi, cokelat maupun komoditas lainya selalu ada di semua pasar dunia.

"Saya yakin perkebunan Indonesia akan menjadi perkebunan yang paling hebat besok, perkebunan Indonesia adalah etalase bagi semua perusahaan di dunia yang menyediakan kopi cokelat dari Indonesia," paparnya.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan bahwa saat ini terdapat tujuh program prioritas yang menjadi reorientasi ke depan. Di antaranyaprogram Logistik Benih Perkebunan (BUN500) yang terdiri dari penguatan nursery dan perbenihan mandiri.

"Kemudian kita punya program Perkebunan Partisipatif atau PASTI yang terdiri dari peningkatan kapasitas usaha kelapa genjah pandan wangi, lalu program Pabrik Mini Minyak Goreng atau PAMIGO,”ucapnya.

Baca Juga: Indonesia Ajak Negara G20 Promosi Sistem Pangan Berkelanjutan

Selain itu lanjutnya ada Ekosistem Perkebunan (EKSIS) melalui Korporasi Kopi (Java Preanger Lestari Mandiri-JPLM) serta Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui program kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan (Kesatria).

Nur Alam menegaskan, inilah saatnya Indonesia membangun kekuatan bersama melalui subsektor perkebunan yang jauh lebih maju, mandiri dan modern melalui lembaga era baru corporate identity.

"Kami percaya perkebunan adalah mata rantai harmonis yang selaras dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia. Inilah saatnya perkebunan membangun kekuatan untuk menjawab tantangan ke depan," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: