Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) di atas 92 oleh PT Pertamina (Persero) sudah seharusnya dilakukan dalam beberapa bulan lalu.
"Idealnya Pertamax sudah turun dalam dua bulan yang lalu," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Rabu (4/1/2023).
Bhima mengatakan bahwa penyesuaian tersebut wajar dilakukan di tengah terus menurunnya harga minyak dunia sejak beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Erick Thohir Ingin Perubahan Harga Pertamax Diumumkan Setiap Pekan
"Penyesuaian harga Pertamax wajar dilakukan, memang harga minyak mentah sudah turun -1,3 persen secara tahunan menjadi 76,4 dolar AS per barel," ujarnya.
Menurutnya, saat ini tugas dari pemerintah adalah segera menurunkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar untuk masyarakat.
"Tidak adil rasanya, pendapatan negara, baik pajak dan PNBP tembus di atas target, tapi subsidi BBM ditahan," ungkapnya.
Bhima menilai dengan disesuaikanya harga Pertalite dan solar di masyarakat akan memberikan imbas positif terhadap perekonomian Indonesia.
"Lebih berimbas positif ke ekonomi itu Pertalite dan solar diturunkan, kalau bisa kembali ke harga awal sebelum kenaikan bulan September 2022," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter mulai Selasa, 3 Januari 2023. Begitu pula dengan harga produk lain, seperti Pertamax Turbo dan Dexlite.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah yang tetap memberikan subsidi bagi masyarakat untuk jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar subsidi. Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick menyampaikan harga Pertalite tetap sebesar Rp10 ribu per liter dan Solar subsidi sebesar Rp6.800 per liter.
"Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," ujar Erick saat melakukan peninjauan di SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Meski tak berubah, Erick menyebut harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian. Pemberian subsidi, menurut Erick, menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement