Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perdana Masuk Bursa, Saham Pemilik Minuman Cap Tikus Asal Sulawesi Langsung Melejit

Perdana Masuk Bursa, Saham Pemilik Minuman Cap Tikus Asal Sulawesi Langsung Melejit Kredit Foto: PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) resmi mencatatkan saham di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kala perdana masuk ke pasar modal, saham BEER melesat 38 poin atau 17,27 persen hingga berakhir di posisi Rp258 per saham dari harga penawaran saham perdana Rp220 per saham. 

IPO hari ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Bapak Iman Rachman, dan Direktur BEI Bapak I Nyoman Yetna. BEER merupakan perusahan pertama yang melantai di Bursa Efek pada tahun 2023 ini. 

“Kami berharap dengan IPO ini, BEER dapat turut menunjang industri pariwisata Indonesia dan dapat menambahkan nilai ekspor non migas Indonesia,” ungkap Audy Lieke, Direktur Utama PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, di Jakarta, Jumat (6/1/2023).

Baca Juga: BEI Optimis Menyambut Investasi Saham 2023

BEER menawarkan 8 juta lembar saham, atau 20% dari saham perusahan, dengan nilai perdana masing-masing saham sebesar Rp 220,-. Total dana yang berhasil dihimpun oleh BEER Rp176 miliar. Penawaran BEER dalam e-pooling berhasil mendapatkan minat pasar yang baik, hingga oversubscribed sebanyak 20 kali. 

Pembeli saham perdana PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk berasal dari berbagai kalangan. Pembeli ialah institusi dan retail dari 15 negara, termasuk negara- negara Eropa, China, India dan Singapura dan termasuk ratusan petani-petani Cap Tikus dari Provinsi Sulawesi Utara. 

"BEER merupakan perusahan pertama dari provinsi Sulawesi Utara yang melakukan Initial Public Offering (IPO). BEER juga merupakan penyumbang terbesar Pendapatan Negara yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Dalam melakukan kegiatannya, BEER membina 30,000 petani Cap Tikus di Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara," ujar Audy. 

Mengutip prospektusnya, BEER mempunyai 5 competitive advantage. Pertama, Perusahan mempunya izin untuk memproduksi minuman beralkohol Full Spectrum. Perusahan dapat memproduksi minuman beralkohol Golongan A (0-5% alkohol), Golongan B (5.01-20% alkohol), Golongan C (20.01-55% alkohol). Dengan demikian BEER dapat memproduksi semua range minuman beralkohol, mulai dari Bir, Anggur, Anggur Merah (Amer), Soju, Sake, Whisky, Vodka, Rhum, bahkan Gin. 

Baca Juga: Hambatan Nontarif Batasi Industri Makanan Minuman

Kedua, Perusahan masih dapat meningkatkan produksi sebesar 89x dari kapasitas yang ada. Berdasarkan kapasitas tercatat dalam izin produksi BEER, perusahan dapat memproduksi hingga 90 juta liter per tahun. Ini berarti perusahan dapat meningkatkan produksi perusahan sebanyak 89 kali dari produksi saat ini. 

Ketiga, Izin memproduksi alkohol sebagai produsen / industri melekat langsung kepada BEER, bukan kepada anak perusahan. 

Keempat, BEER berhasil menciptakan produk rendah alkohol yang terbuat dari buah-buahan dan teh. Produk ini menggunakan bahan-bahan dari Indonesia dan dapat dijadikan produk ekspor maupun dalam negeri. Produk ini diberi nama Daebak Spark dan akan diluncurkan ke pasar beberapa waktu setelah IPO BEER. 

Kelima, BEER menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan lebih dari 30,000 petani dan UMKM. 

Dalam IPO BEER, bertindak sebagai Penjamin pelaksana emisi efek adalah UOB Kay Hian Sekuritas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: