Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini yang Dimaksud Pakar Soal 'Taiwan Mampu Tumbangkan Invasi China'

Ini yang Dimaksud Pakar Soal 'Taiwan Mampu Tumbangkan Invasi China' Kredit Foto: Reuters/Ann Wang
Warta Ekonomi, Taipei -

Lembaga think-tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan Taiwan dapat mengalahkan invasi China bila Amerika Serikat membela pulau itu.

Tapi kemenangan akan menimbulkan harga 'mahal' termasuk hilangnya nyawa puluhan ribu orang dan rusaknya posisi Washington di dunia.

Baca Juga: Taiwan Ternyata Disupport Anggota Parlemen Jerman dan Lituania, China Bisa Apa?

Dalam laporan yang dirilis Senin (9/1/2023) CSIS mengatakan harga mahal untuk menghindari perang dengan China masih diperdebatkan. Lembaga itu mendorong AS dan Taiwan untuk segera memperkuat militer.

"Perang dengan China akan menghasilkan kehancuran dalam skala yang tidak pernah dilihat Amerika Serikat sejak 1945," kata penasihat senior CSIS Mark Cancian seperti dikutip dari Aljazirah.

"Pencegahan memungkinkan dan terjangkau, tapi membutuhkan perencanaan, beberapa sumber daya dan keinginan politik," tambah Cancian, penulis laporan tersebut.

CSIS mengatakan kesimpulan ini berdasarkan asesmen  permainan perang atau war games invasi amphibi China ke Taiwan pada tahun 2026. Pakar militer menggelar skenario permainan ini sebanyak 24 kali.

Para pakar menemukan invasi selalu dimulai saat bom China menghancurkan angkatan laut dan udara Taiwan di jam-jam awal pertempuran. Angkatan Laut China kemudian mengepung pulau itu.

Lalu puluhan ribu tentara China masuk ke Selat Taiwan dengan berbagai kendaraan amphibi dan pasukan penerjunnya mendarat di belakang garis pantai. CSIS mengatakan di sebagian besar skenario Taiwan dapat mengalahkan China.

"Bila Taiwan menyerah sebelum pasukan AS dapat dikerahkan, maka sisanya sia-sia," kata laporan itu.  

Laporan itu melanjutkan terdapat tiga faktor yang dibutuhkan agar Taiwan dapat membalas invasi China. AS harus datang ke Taiwan dengan berbagai kapabilitasnya beberapa hari setelah perang dimulai.

"Penundaan dan langkah yang setengah-setengah akan mempersulit pertahanan, meningkatkan korban jiwa dari AS, dan meningkatkan resiko China membangun tempat tinggal yang tidak dapat dikurangi di Taiwan," kata laporan tersebut.

CSIS juga mengatakan AS harus menggunakan pangkalannya di Jepang. "Tanpa menggunakan pangkalan di Jepang, pesawat tempur AS tidak dapat berpartisipasi dengan efektif dalam perang," katanya.

AS juga harus memiliki rudal dari udara, jarak jauh dan anti kapal yang cukup agar mampu menghantam kapal angkatan laut China dengan cepat dan bertubi-tubi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: