Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jerman Kirim Tank Leopard, Rusia Ungkit-ungkit Nazi: Mau Mengulang Sejarah?

Jerman Kirim Tank Leopard, Rusia Ungkit-ungkit Nazi: Mau Mengulang Sejarah? Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Warta Ekonomi, Moskow -

Pemerintah Rusia mengatakan, keputusan Jerman menyetujui pengiriman Leopard ke Ukraina berarti mengabaikan tanggung jawab historisnya terhadap Moskow yang timbul dari kejahatan Nazi dalam Perang Dunia II. Selain itu, bantuan tank untuk Kiev akan memperpanjang konflik.

“Dengan persetujuan pimpinan Jerman, tank tempur dengan salib Jerman akan kembali dikirim ke ‘front timur’, yang pasti akan menyebabkan kematian tidak hanya tentara Rusia, tetapi juga penduduk sipil,” kata Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergei Nechayev dalam sebuah pernyataan, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga: Gawat! Jerman Deklarasikan Perang dengan Rusia

“Pilihan Berlin berarti penolakan terakhir Republik Federal Jerman untuk mengakui tanggung jawab historisnya kepada rakyat kami atas kejahatan Nazisme yang mengerikan dan abadi selama Perang Patriotik Hebat, dan pengabaian jalan sulit rekonsiliasi pasca-perang antara Rusia dan Jerman,” ujar Nechayev menambahkan mengacu pada Perang Dunia II.

Menurut dia, keputusan Jerman mengirim tank ke Ukraina akan menghancurkan sisa rasa saling percaya dan merusak hubungan Moskow-Berlin yang tak dapat diperbaiki. Nechayev pun ragu perbaikan atau normalisasi hubungan bisa dilakukan kedua negara pada masa mendatang.

Selain merusak hubungan bilateral dengan Rusia, Nechayev memperingatkan bahwa pengiriman bantuan tank ke Ukraina hanya akan memperpanjang pertempuran.

“Keputusan yang sangat berbahaya ini membawa konflik ke tingkat konfrontasi baru dan bertentangan dengan pernyataan politisi Jerman tentang keengganan Republik Federal Jerman untuk terlibat di dalamnya,” ujarnya.

Rusia juga sudah memperingatkan Amerika Serikat (AS) tentang rencana mereka mengirim tank tempur ke Ukraina. Rusia menilai, langkah Washington tersebut akan menjadi provokasi terang-terangan terhadap Moskow.

“Jelas bahwa Washington sengaja mencoba untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kami,” kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan lewat akun Telegram Kedutaan Besar Rusia untuk AS, Rabu.

“Jika AS memutuskan untuk memasok tank, maka membenarkan langkah seperti itu dengan argumen tentang 'senjata pertahanan' pasti tidak akan berhasil. Ini akan menjadi provokasi terang-terangan terhadap Federasi Rusia,” kata Antonov menambahkan.

AS diperkirakan akan segera mengumumkan bahwa mereka bakal mengirim tank-tank tempur ke Ukraina. Sementara itu, Polandia telah mengirim permintaan resmi kepada Jerman untuk bisa mengirim tank Leopard-2 ke Ukraina.

Polandia membutuhkan persetujuan Berlin jika hendak memberikan bantuan tank Leopard-2 untuk Kiev. Tank tersebut diketahui merupakan buatan Jerman.

Baca Juga: Kremlin Enggak Yakin Hubungan Rusia-Jerman Bakal Cerah di Masa Depan, Ini Penyebabnya

“Jerman telah menerima permintaan izin kami untuk mengirim tank Leopard-2 ke Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (24/1/2023).

Blaszczak juga mendorong Jerman bergabung dalam koalisi negara-negara yang mendukung Ukraina dengan tank Leopard-2.

“Ini adalah tujuan kita bersama, karena keamanan seluruh Eropa dipertaruhkan,” ucap Blaszczak.

Sejauh ini Jerman masih menahan diri untuk memberikan persetujuan pengiriman tank Leopard ke Ukraina. Namun Berlin sempat menyatakan bahwa mereka siap bertindak cepat jika tercapai konsensus di antara koalisi negara yang hendak mengirimkan bantuan tank tersebut ke Kiev.

Sejauh ini, negara Barat yang tergabung dalam Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) masih belum mencapai kesepakatan tentang pengiriman tank tempur ke Ukraina. Kiev telah berulang kali menyatakan bahwa mereka membutuhkan tank-tank tersebut untuk melanjutkan peperangan melawan Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: