Perjalanan Co-Founder Xendit Terjun sebagai Perempuan Pertama di Startup Unicorn Indonesia
Co-Founder & Chief Operating Officer di Xendit, Tessa Wijaya dalam sesi panel From Idea to Unicorn: The Journey of Building a Successful Startup in Indonesia pada acara Saratoga Investment Summit 2023 membagikan kisah perjalanannya sebagai perempuan pertama yang terjun sebagai co-founder di sektor teknologi startup unicorn di Indonesia.
"Bagaimana Xendit dimulai, jika kita melihat pada tahun 2015-2016 saat awal kita memulai, kita tidak memiliki banyak hal yang bisa menjamin kesuksesan kita saat ini [...] Pada saat itu, pembayaran memiliki peran yang sangat penting, ada banyak peluang untuk sektor pembayaran," tutur Tessa dalam acara pada Kamis (26/1/2023).
Ia menambahkan, "saya adalah orang yang sangat percaya pada teknologi, saya yakin teknologi akan mengubah dunia dan saya rasa hal paling mendasar dalam ekonomi digital adalah pembayaran, itulah awal bagaimana inspirasi mendirikan Xendit datang. Mendirikan infrastruktur digital yang mungkin tidak nampak seksi tapi penting untuk membangun pertumbuhan ekonomi. Itulah bagaimana Xendit memulai perjalannya."
Baca Juga: Capaian Kerja Sama DANA x Xendit dan Rencana Fokus Kerjasama Keduanya pada 2023
Tessa menceritakan bahwa salah satu hal yang membuatnya memutuskan untuk terjun mengambil posisi sebagai seorang entrepreneur adalah pertama, karena ia berasal dari keluarga yang juga entrepreneur dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, ia pun senantiasa memiliki ketertarikan untuk melakukan hal yang sama, di mana hal ini juga didorong dengan pengalamannya bertemu para entreprenuer lain yang memiliki cerita-cerita yang mengesankan.
"Salah satunya adalah sebuah bisnis keluarga, mereka membuat kemasan untuk FMCG dan sang Ayah memulai bisnis itu pada awalnya sebagai pemulung. Jadi dulunya dia pemulung, mengambil kardus, kemasan, dan kemudian me-recycle dan kemudian menjadikan bisnis tersebut menjadi lebih besar. Itu sangat luar biasa, itulah yang menginspirasi saya," ujar Tessa.
Menerangkan alasan lainnya, Tessa tidak menepis akan privilage atau keistimewaan yang ia dapatkan, di mana ia bisa bersekolah ke luar negeri dan memiliki keistimewaan lainnya. "Saya ingin kembali, secara idealis saya ingin melakukan sesuatu yang berdampak untuk negara dan itulah di mana saya memulai. Saya pikir banyak orang melihat bahwa untuk menjadi entrepreneur, mencapai kesuksesan, melihatnya dalam satu putaran saja. Tapi sebenarnya ada banyak percobaan dan permulaan dari bisnis yang kecil. Sebenarnya, kisah yang belum saya ceritakan adalah, saya pernah juga membuka kafe di Setiabudi 1, meskipun tidak sukses, tapi di situlah yang membuat saya berada di posisi saya saat ini," terang Tessa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement