Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sikapi Potensi Krisis Pangan Global, SYL: Intervensi Teknologi Tingkatkan Produksi

Sikapi Potensi Krisis Pangan Global, SYL: Intervensi Teknologi Tingkatkan Produksi Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan intervensi teknologi mekanisasi pertanian dalam menyikapi dunia yang sedang dihadapkan pada potensi krisis pangan global. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, intervensi teknologi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pangan di tengah prediksi krisis pangan global.

"Intervensi teknologi mekanisasi sangat penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional," ungkap Syahrul dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga: Buka Rakernas Kementan, Wapres Instruksikan Mentan Ciptakan Terobosan Produk Pertanian 

Oleh sebab itu, Syahrul menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong jajaran Ditjen PSP untuk memperluas penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) di seluruh Indonesia. Salah satunya melalui program Taksi Alsintan.

"Saya berharap pada bulan Maret nanti, perluasan Taksi Alsintan sudah selesai. Taksi Alsintan harus kita implementasikan untuk membantu petani meningkatkan produksi," ujar Syahrul. 

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, Syahrul juga menyebutkan pentingnya tata kelola air serta mitigasi iklim dan cuaca di sektor pertanian. Pemantauan cuaca dapat dilakukan dengan mengoptimalkan data dan informasi iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). 

Tantangan yang tengah dihadapi sektor pertanian Indonesia adalah alih fungsi lahan. Kementan telah melakukan berbagai upaya pencegahan sebagai tindak lanjut UU 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Syahrul meminta pemerintah daerah turut aktif demi mengurangi laju alih fungsi lahan.

"Pemerintah daerah harus memiliki ketegasan serta perencanaan yang baik dalam menjaga lahan pertanian dan alokasi lahan untuk kegiatan pembangunan lainnya. Hal ini penting dilakukan demi menjaga produktivitas lahan pertanian," tegasnya. 

Lebih lanjut, Syahrul berharap penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian dapat ditingkatkan menjadi skema dan pilihan yang paling mudah dalam memperluas cakupan usaha tani di seluruh Indonesia. Pemanfaatan KUR sangat membantu penyediaan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha sektor pertanian.

"Pakailah KUR untuk memperluas usaha tanimu. Ini yang saya sebut pakai gagasan tidak semua kegiatan harus pakai APBN. Terbukti berhasil karena KUR yang macet hanya 0,3 persen. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: