Mengenal Gautam Adani, Taipan Terkaya di Asia yang Dituding Lakukan Penipuan Terbesar dalam Sejarah Perusahaan Dunia
Orang terkaya Asia, Gautam Adani mendapat sorotan tahun lalu ketika dia sempat menjadi orang terkaya kedua di dunia. Tetapi setelah kekayaan miliarder India itu anjlok secara spektakuler selama seminggu terakhir, dia sekarang mungkin menghadapi tantangan bisnis dan reputasi terbesar dalam kariernya.
Tahun lalu, kekayaan bersih Adani senilai USD120 miliar (Rp1.798 triliun), menempatkannya di perusahaan Elon Musk dan Bernard Arnault sebagai salah satu orang terkaya di dunia, dan orang terkaya di Asia. Dia membangun kekayaannya di belakang Grup Adani yang luas, konglomerat yang mengelola pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, tambang batu bara, perusahaan makanan, dan banyak lagi.
Melansir Fortune di Jakarta, Rabu (1/2/23) di atas kertas, Adani masih lebih kaya dari kebanyakan orang. Tetapi kekayaan bersih miliarder itu telah turun hampir USD40 miliar menjadi USD84 miliar (Rp1.258 triliun) dalam sepekan terakhir, dan dia berisiko diambil alih sebagai orang terkaya di Asia oleh pesaing domestiknya, industrialis Mukesh Ambani.
Kejatuhan Adani dimulai minggu lalu ketika perusahaannya menjadi sasaran Hindenburg Research, sebuah perusahaan riset keuangan Amerika yang menyarankan investor untuk melakukan short-sell, atau bertaruh melawan perusahaan tertentu setelah secara terbuka mengungkap dugaan malpraktek perusahaan yang sering membuat saham targetnya menjadi spiral.
Hindenburg menuduh Adani melakukan penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan, dan seperti yang diharapkan, saham perusahaan telah terpukul, kehilangan nilai lebih dari USD70 miliar (Rp1.049 triliun) dalam hitungan hari.
Adani telah menolak klaim tersebut dan menuduh Hindenburg memulai serangan yang 'sengaja' terhadap India. Pengusaha itu menjanjikan tindakan hukum terhadap perusahaan riset, tetapi sejarah Hindenburg yang menjatuhkan dan bahkan menghapus perusahaan dari peta tidak menjadi pertanda baik bagi taipan India, yang mungkin harus menghadapi daftar klaim penipuan terhadap perusahaannya yang jauh mendahului laporan baru.
Adani memegang peran penting dalam bisnis dan masyarakat India, dan disebut sebagai "Rockefeller" negaranya kepada Perdana Menteri India Narendra Modi. Tetapi posisinya sebagai individu terkaya di Asia dan kedudukan tinggi perusahaannya di dunia bisnis India yang berkembang berarti dampak dari penelitian Hindenburg dapat menyebar jauh melampaui Adani sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement