Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bekerja Jarak Jauh: Berkah atau Musibah? Miliarder Ini Ungkap Masalah yang Sebenarnya!

Bekerja Jarak Jauh: Berkah atau Musibah? Miliarder Ini Ungkap Masalah yang Sebenarnya! Kredit Foto: Unsplash/Christin Hume
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pekerjaan jarak jauh sepertinya akan tetap ada. Entah apakah itu baik untuk profesional muda dalam jangka panjang, masih diperdebatkan. Namun, semakin banyak perusahaan yang memang menuntut pekerja kembali ke kantor, meski harus hybrid misalnya tiga hari seminggu.

Namun dalam budaya Amerika, tempat kerja telah lama dianggap penting sebagai tempat utama untuk manusia dewasa muda membentukhubungan pribadi dan profesional yang memengaruhi semua aspek kehidupan mereka. 

Menurut miliarder dan pemodal ventura, Marc Andreessen, masalah ada di masa depan. Salah satu pendiri Andreessen Horowitz ini berbicara panjang lebar tentang pergolakan sosial yang disebabkan oleh peralihan ke pekerjaan jarak jauh di acara “American Dynamism Summit” di Washington, D.C., yang diselenggarakan oleh Andreessen Horowitz pada bulan November.

Baca Juga: Miliarder Mark Cuban Peringatkan Umat Manusia untuk Berhati-Hati Saat Menggunakan ChatGPT, Karena...

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (15/2/23) Andreessen membuat komentarnya dalam diskusi puncak berjudul "Disrupting the World's Largest Asset Class" yang juga menampilkan Adam Neumann, pendiri WeWork yang kontroversial. Andreessen Horowitz berinvestasi di Flow, startup baru Neumann, pada bulan Agustus sekitar USD350 juta (Rp5,3 triliun).

Menurutnya, selama 20 hingga 25 tahun terakhir, sudah menjadi hal yang lumrah untuk memiliki kampus korporat, seperti yang dicontohkan oleh Google. Idenya adalah bahwa para pekerja terpikat oleh kantor dengan segudang fasilitas dan tunjangan yang akan membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja dan bekerja lebih banyak. Kampus korporat juga berfungsi sebagai tempat kencan, seperti halnya kampus perguruan tinggi.

"Lalu tiba-tiba pengalaman seorang anak mengalami hal itu — seperti, tidak, tidak, Anda tidak mengerti. Apa yang Anda dapatkan adalah Anda bisa duduk di apartemen studio Anda di depan laptop Anda dan semoga berhasil. Anda terputus dari yang lainnya," ujar Andreessen.

Sementara beberapa perusahaan mendiskusikan agar pekerja kembali tiga atau empat hari seminggu, katanya semangat itu pun hilang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: