Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Punya Dampak Nyata, PPM School of Management Serius Bangun Kurikulum Kewirausahaan Sosial

Punya Dampak Nyata, PPM School of Management Serius Bangun Kurikulum Kewirausahaan Sosial Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PPM School of Mangement berkomitmen untuk membangun kurikulum Kewirausahaan Sosial, yang memberikan dampak sosial secara luas kepada masyarakat. Salah satu yang dilakukannya ialah dengan mengundang Dr. Teresa Chaline dari Fulbright Specialist Senior Lecture in Social Enterpreneurship Yale University ke tanah air untuk beraktifitas bersama PPM School of Management, selama dua minggu.

Bersama dengan Dr. Teresa Chaline, P PPM School of Management juga menggelar diskusi secra online dan offline, mengangkat tema Creating Social Impact, What it takes to be a social entrepreneur, yang digelar di @america, Jakarta, Jumat (17/2/2023). Baca Juga: Dongkrak Kewirausahaan, Ratusan Siswa SMA/SMK Unjuk Gigi Soal Bisnis Perusahaannya di Bandung

“Dari rangkaian sebelumnya kita membuat awareness kepada korporasi, dengan ada social entrepreneurship karena sudah tidak jaman kita ngomongin CSR lagi hanya memberikan dana, tapi tidak bekelanjutan. Jadi How a Make better inovatiopn, kita membuat seminar itu untuk meng-encouredge juga supaya korporasi bisa better social change,” ujar Manager Inovasi inkubasi dan Pengembangan Usaha PPM school of Management, Nina Ivana Satmaka, disela-sela acara tersebut.

Lebih jauh, dia juga mengungkapkan, kedatangan Dr. Teresa ini membantu kurikulum sekolah PPM manajemen, yang mana pihaknya punya program sarjana manajemen bisnis dengan salah satu elektifnya adalah entrepreneurship.

“Kita ada mata kulaih tentang kewirausahaan social, dan kita ingin membangun kurikulum yang baik lagi, supaya student itu juga lebih tajam lagi dalam melihat social change apa yang mau mereka buat. Kita juga ada program-program community development dan dengan kedatangan Teressa ini mempertajam lagi kurikulum kita untuk membantu supaya mahasiswa kita ini bisa menjadi agent of change, mulai dari kuliah ada community development. Ketika mereka lulus, apakah mereka menjadi pengusaha ataupun mereka menjadi berkarir di korporasi kita berharap mereka bisa make social innovation. Membuat inovasi social ataupun meng-creat social impact yang lebih bagus dimanapun mereka berkarya,” paparnya.

Nina, mengungkapkan pihaknya mempelajari dari kedatangan Dr. Teresa itu betul-betul frame work. Yang mana saat membuat social innovation, agar impact yang di dapat benar-benar berdampak. “Itu yang kita pelajari. Jadi kita bisa mempelajari ke mahasiswa-mahasiswa kita bagaimana tempat mereka bekerja bisa lebih respon lagi, bisa lebih memperhatikan masalah-masalah social, internal maupun eksternal,” ungkapnya.

“Untuk kurikulum kami akan lebih mengembangkan lagi, insert lebih banyak lagi muatan soal social innovation.Jadi dari tahun pertama kami akan mengedepankan soal bagaimana membuat social innovation. Masalah local community apa yang ada, meskipun kita tidak start di bisnis baru, tetapi bagaimana kami bisa berkontribusi. Apakah lewat aktifitas, enterprenurship, profit , kita bisa lakukan ketiganya dalam posisi kita. Baik sebagai mahasiswa maupun sudah berkarir dan berusaha,” lanjutnya. Baca Juga: Pede Kejar Target Rasio Kewirausahaan, Kemenkop UKM Kerahkan Sejumlah Jurus Jitu!

Selain Dr. Teresa Chaline, hadir pula dalam diskusi tersebut yakni Anggun Pesona Intan, Strategic Transformation Innovation expert at PPM School of Management, Founder of Yayasan Terminal Hujan, dan Co-Founder and Advisor of Kampung Wisata Labirin development, dan Afrodita Indayana, Co-Founder and CEO of Ekotifa (PT. Ekowisata Kreatif Indonesia).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: