Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Gautam Adani Masih Berdarah-Darah, Kapitalisasi Pasarnya Menguap Lebih dari Rp2.000 Triliun!

Bisnis Gautam Adani Masih Berdarah-Darah, Kapitalisasi Pasarnya Menguap Lebih dari Rp2.000 Triliun! Kredit Foto: Startsunfolded/Gautam Adani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hampir sebulan setelah tuduhan dilakukan oleh perusahaan Hindenburg terhadap bisnis milik miliarder Gautam Adani yang terus berdarah.

Adani Group masih belum menyapu keraguan dan pertanyaan yang diajukan oleh perusahaan investasi yang berbasis di New York itu. Sebagaimana diketahui, Hindenburg menuduh kekaisaran miliarder Adani melakukan manipulasi harga saham, penipuan dan pencucian uang.

Adani Group menolak tuduhan ini tetapi belum meyakinkan pasar.

Baca Juga: Gautam Adani Tak Bisa Mengelak, Hubungan Dekat dengan PM India Narendra Modi Terbukti Kuat Lewat Hal Ini!

Melansir The Street di Jakarta, Rabu (22/2/23) kelompok industri yang memiliki minat di pelabuhan, pusat data, energi, bandara dan lainnya, telah berkembang pesat bersama dengan ambisi pembangunan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk negara tersebut. Pendiri Gautam Adani dan Modi dikabarkan memiliki hubungan dekat

Alhasil, raksasa Adani telah melihat penurunan tajam di pasar saham dan telah kehilangan lebih dari USD135 miliar (Rp2.053 triliun) kapitalisasi pasarnya pada 20 Februari, atau lebih dari setengah nilai pasarnya.

Selama sesi perdagangan 21 Februari di Bursa Efek Mumbai, sebagian besar entitas yang membentuk konglomerat Adani berakhir lebih rendah.

Adani Enterprises, bisnis unggulan sang konglometay, mengakhiri sesi turun 3,16%, Adani Green Energy turun 5%, total Gas Adani turun 5%dan transmisi Adani turun 4,99%.

Pertumpahan darah pasar saham ini juga telah memangkas dengan tajam ke dalam kekayaan bersih Adani. Miliarder,yang memulai tahun ini sebagai salah satu dari lima orang terkaya teratas di dunia, sekarang berada di luar 20 besar. Kekayaan bersihnya telah menyusut hampir USD72 miliar (Rp1.095 triliun) tahun ini menjadi USD49,1 miliar (Rp746 triliun) pada 20 Februari, menurut Indeks miliarder Bloomberg.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: