Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Bali, Bule Rusia dan Ukraina Beneran Hidup Damai Tanpa Permusuhan, Jadi Momen Langka

Di Bali, Bule Rusia dan Ukraina Beneran Hidup Damai Tanpa Permusuhan, Jadi Momen Langka Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rusia dan Ukraina mungkin sedang berperang, namun ribuan warganya hidup berdampingan di Pulau Dewata, Bali, Indonesia.

Banyak dari mereka yang menjadikan pulau ini sebagai rumah mereka, setelah meninggalkan negara mereka setelah invasi Ukraina yang mendekati satu tahun pada 24 Februari lalu.

Baca Juga: Bule Rusia Sudah Tahu Salah tapi Enggak Tahu Diri, Moscow Cabang Bali: Ini Penyakit Russian Bubble

Dengan konflik yang tidak kunjung usai, destinasi wisata utama Indonesia ini telah menjadi tempat perlindungan sementara bagi warga negara dan pelaku bisnis yang ingin melarikan diri.

Menurut data pemerintah, lebih dari 7.000 warga Ukraina tiba di Bali tahun lalu, namun bulan lalu saja, ada lebih dari 2.500 kedatangan.

Tahun lalu juga ada lebih dari 58.000 orang Rusia yang tiba di pulau ini. Pada bulan Januari tahun ini, terdapat lebih dari 22,500 kedatangan, menjadikan Rusia sebagai negara dengan kedatangan wisatawan asing terbesar kedua pada bulan tersebut.

Membangun komunitas di Bali

Tjokorda Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Bali, mengatakan kepada Channel News Asia, "Tahun lalu, mereka mencapai puncaknya. Tren ini meningkat sejak Bali mulai (membuka pintunya) tanpa karantina pada tanggal 7 Maret."

"Mengapa Bali? Mungkin meskipun mereka sedang berperang, (wisatawan) meningkat secara signifikan karena, memang, Bali adalah tempat yang damai. Sangat damai, dan sebagai gantinya (berada di negara masing-masing), mereka tinggal di Bali," ujarnya.

Ketua komunitas Ukraina di Bali, yang hanya menyebutkan namanya sebagai Dmytro, mendapati dirinya berada dalam masa tinggal yang lebih lama, setelah invasi terjadi ketika ia sedang berlibur di pulau ini.

Kini, ia membangun sebuah komunitas di Bali untuk warga Ukraina lainnya.

"Delapan bulan terakhir, saya hanya fokus pada hal ini," katanya, kepada CNA.

"Tujuan kami masih sama - untuk membantu Ukraina, untuk menemukan cara-cara yang dapat kami bantu, untuk membangun hubungan yang kuat dengan penduduk setempat, dengan pemerintah setempat, polisi," imbuh Dmytro.

Bisnis pindah ke Bali

Setelah perang dimulai, salah satu biro perjalanan Ukraina memutuskan untuk memindahkan kantornya ke Bali, dan juga mempekerjakan beberapa orang Ukraina untuk bekerja di sana.

Sementara itu, beberapa orang Rusia juga menawarkan dukungan kepada sesama warga negara mereka yang ingin pindah ke Indonesia.

Baca Juga: Moscow Cabang Bali Bongkar Kelakuan Absurd Bule-bule Rusia yang Rugikan Warga

Anna Pomarina memiliki sebuah konsultan yang membantu perusahaan-perusahaan berbahasa Rusia untuk membuka usaha di Indonesia. Ia juga memiliki sebuah hotel di Bali yang ia tinggali sejak awal pandemi Covid-19.

"Saya membantu puluhan bisnis untuk memulai bisnis di Indonesia, karena mereka mencari cara untuk mendapatkan uang lagi untuk keluarga mereka atau mereka ingin mengembangkan bisnis yang sudah ada," katanya.

Menurut Badan Pusat Statistik, wisatawan Rusia menduduki peringkat ke-9 pada tahun 2021 dalam hal membelanjakan uangnya di Indonesia, dengan rata-rata pengeluaran sebesar 3.710 dolar AS per perjalanan.

Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa bisnis Rusia menyumbang lebih dari 6,5 persen dari investasi asing di Bali tahun lalu, naik dari 5 persen pada tahun 2021, dengan investasi tersebut terkonsentrasi di bidang real estat.

I Wayan Puspa Negara, ketua Aliansi untuk Operator Pariwisata Marjinal di Bali, mengatakan kepada CNA bahwa volume kedatangan wisatawan itu penting.

"Kami membutuhkan pemeliharaan - jadi bagaimana mempertahankan volume kedatangan wisatawan Rusia dan Ukraina ke Bali, di tengah-tengah perang antara Rusia dan Ukraina," tegasnya.

"Bayangkan jika tidak ada perang antara Rusia dan Ukraina, kami yakin akan terjadi ledakan jumlah wisatawan Rusia dan Ukraina ke Bali karena mereka melihat bahwa Bali benar-benar unik," sambung Wayan.

Meskipun jauh dari kampung halaman, banyak warga Ukraina dan Rusia yang masih berharap untuk kembali ke kampung halamannya ketika konflik berakhir.

Untuk sementara, mereka percaya bahwa tinggal di Bali adalah pilihan terbaik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: