Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Israel Penjajah, MPR: PSSI dan Menpora Harus Tolak Mereka di FIFA World Cup U-20!

Sebut Israel Penjajah, MPR: PSSI dan Menpora Harus Tolak Mereka di FIFA World Cup U-20! Hidayat Nur Wahid | Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Hidayat Nur Wahid (HNW) mengkritik sikap Kementerian Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, dan Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, yang tidak mengindahkan usul Ormas Islam seperti MUI, Muhammadiyah, DDII, juga penolakan-penolakan oleh banyak anggota DPR dan BKSAP DPRRI atas akan hadirnya Tim Sepakbola Israel ke Indonesia pada gelaran Piala Dunia U-20, Mei 2023. 

HNW menilai, dalam kompetisi sepakbola, tidak menjadikan Israel makin sportif, tetapi makin brutal. Apalagi, kata dia, Israel dinilai telah banyak tindakan kejahatan terhadap warga Gaza, Palestina di Tepi Barat, dan warga sipil lainnya dengan menghancurkan banyak pemukiman warga Palestina di Tepi barat. 

Baca Juga: IMB Kawasan Plumpang, Bukti Janji Keberlanjutan dari Anies Baswedan: Dia Lanjutkan Misi Jokowi!

Bahkan, kata HNW, pada bulan Desember 2022 lalu, pasukan Israel menembak mati Ahmed Daraghbah, bintang muda sepakbola Palestina. Dengan begitu, dia menyebut Israel semakin brutal dan membuktikan diri sebagai negara penjajah. 

“Maka mestinya Ketua PSSI dan Kemenpora meneladani Presiden Soekarno yang menolak kesebelasab Israel karena posisi Israel sebagai penjajah. Bung Karno menolak tanpa merasa malu, malah penuh percaya diri, karena sikapnya itu berbasiskan landasan Konstitusional yang jelas dan benar. Bung Karno melarang Timnas Indonesia bertanding melawan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, dan tidak mengundang Timnas Israel pada Asian Games 1962 di Jakarta. Dan karena konsistensi dan ketegasannya itu, nama Bung Karno menjadi sangat harum, yang berimbas pada keharuman nama Indonesia juga,” kata HNW dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/3/23). 

Sikap tegas dan berani dari Bung Karno itu, lanjut HNW, dapat dipahami, karena perintah UUD NRI 1945 sudah sangat jelas dan tegas bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

“Dan hingga saat ini, penjajahan Israel terhadap Palestina masih terus berlangsung. Bahkan dibandingkan dengan saat Bung Karno tidak mengundang/menolak kedatangan tim Israel pada tahun 1962, sikap Israel sebagai negara penjajah bukan semakin melunak, tapi semakin parah. Bahkan Masjid Al-aqsha yang dahulu belum disentuh penjajah dan ekstrimis zionis, belakangan semakin sering diserang dan atau dilanggar kesuciannya oleh rezim zionis dengan pengawalan pasukan Israel,” katanya. 

“Jadi, penolakan berbagai pihak atas rencana kedatangan lebih dari 50 pemain sepakbola israel beserta tim pendukungnya ini bukan semata purusan politik, tetapi urusan konsistensi melaksanakan Konstitusi sebagaimana diwujudkan dalam sikap resmi Pemerintah sejak zaman Bung Karno. Penolakan-penolakan itu juga karena masalah kemanusiaan yang dicabik-cabik oleh pemerintah Israel dan warga pendukungnya. Dan semestinya, kemanusiaan itu ditempatkan di atas hal apa pun, termasuk di atas kepentingan yang mengatasnamakan olahraga,” tambahnya.

Baca Juga: Macam Nyindir Anies Baswedan Soal Sengketa Plumpang, Luhut: Yang Berikan Izin Tak Benar, Tanggung Jawab Nyawa Hilang Itu

Lebih lanjut, HNW mengapresiasi sikap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang menyampaikan sikap resmi Indonesia dalam debat terbuka di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal Tahun 2023. Menlu RI tegas menunjukan kembali sikap resmi Indonesia berupa dukungan kuat terhadap Palestina dan mengajak negara-negara yang lain untuk bersikap tidak basa-basi, dalam menghentikan tragedi kemanusiaan yang menimpa bangsa Palestina, dan agar tahun 2023 menjadi tahun yang lebih baik bagi Palestina merdeka. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: