Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Mempertimbangkan Bisnis Kuliner yang Tepat Bagi Pemula, Simak 18 Hal Ini!

Cara Mempertimbangkan Bisnis Kuliner yang Tepat Bagi Pemula, Simak 18 Hal Ini! Kredit Foto: Unsplash/Lampos Aritonang
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak orang yang ingin terjun ke bisnis kuliner karena kesukaannya dengan kuliner, makanan dan lain sebagainya. Terlebih karena makanan adalah kebutuhan manusia untuk hidup, bisnis kuliner sudah pasti tidak ada matinya. Oleh karena itu banyak pebisnis pemula yang ingin terjun ke dalamnya.

Bersama CEO Foodizz Rex Marindo lewat kanal YouTube Foodizz Channel, berikut 18 hal yang perlu kamu persiapkan untuk memilih bisnis kuliner yang tepat!

1. Ketahui Target Market Kita

Target market atau target pasar adalah para calon pembeli yang akan menjadi pelanggan di bisnis kita. Sebelum memulai bisnis, kita harus mengetahui siapa target market bisnis ini. Bisa dilihat dari lingkungan tempat kita berjualan.

Baca Juga: Cara Membuat Penjualan Bisnis Kuliner Meledak Secara Cepat Lewat Teknik Wow Effect

Misalnya ingin berjualan bakso di sekitar kos-kosan mahasiswa, maka kita harus tahu dahulu daya beli mereka, dan kapan mereka akan memakan bakso. Dengan demikian, kita bisa menimbang ukuran porsi bakso yang akan dijual. Sehingga, mengetahui target market akan memudahkan kita berjualan dan memperoleh keuntungan.

2. Seberapa Besar Marketnya

Memulai bisnis jangan menuruti passion kita, tetapi cari dahulu marketnya dan lihat seberapa besar pasarnya. Misalnya, dari target market 10.000 mahasiswa dan kita targetkan 100 mahasiswa per hari dengan minimal belanja Rp30 ribu, maka kita akan mendapatkan Rp3 juta per hari atau Rp90 juta per bulan. Itu berarti, kita akan mendapatkan keuntungan bersih sekitar 20% per bulan atau Rp18 juta.

3. Ketersediaan Bahan Baku

Cek dan ricek ketersediaan bahan baku. Jangan menyulitkan diri sendiri dengan mencari bahan baku yang sulit didapatkan. Carilah bahan baku yang mudah didapatkan di pasar, seperti ayam, telur, nasi goreng, dan lain sebagainya.

4. Kekuatan Kompetitor

Memahami kompetitor sangatlah penting sebelum memulai bisnis agar kita menemukan celah dari kompetitor yang lain. Misalnya, berjualan bakso saja saat ini tidak cukup, diperlukan hal yang membedakan dengan kompetitor lainnya, seperti bakso lava, bakso beranak, dan lain sebagainya.

5. Konsumsi harian, bulanan atau seasonal

Perhatikan apa yang kita jual, apakah makanan sehari-hari atau yang biasa dimakan orang sebulan sekali? Misalnya warteg, warteg adalah makanan sehari-hari yang dapat membuat pelanggan datang lagi dan lagi karena menyesuaikan dengan kantongnya. Atau Sushi yang biasanya dimakan satu atau beberapa bulan sekali, atau fine dining yang biasanya dimakan jika ada suatu acara tertentu.

6. Apakah bisa multi-channel sales

Perhatikan apa yang kita jual apakah bisa dijual dengan sistem multi-channel sales, seperti delivery online, sosial media, dan lain sebagainya. Misalnya, steak tidak enak untuk dibawa pulang, berbeda dengan konsep makanan warteg atau nasi padang yang masih aman untuk dibawa pulang.

7. Potensi bisnis bisa dikembangkan atau tidak

Hati-hati dalam memilih model bisnis. Bisnis dengan satu chef khusus akan lebih sulit dikembangkan dibandingkan dengan bisnis nasi goreng, tetapi bumbu rahasianya bisa dibeli banyak orang.

8. Modal awal yang dimiliki

Jika ingin memulai bisnis, jangan terlalu memaksakan diri, perhatikan modal dan kapasitas diri sendiri. 

9. Kompleksitas pembuatan produk

Kompleksitas pembuatan produk atau kesulitan produk akan membuat bisnis sulit juga untuk dikembangkan. Tetapi, semakin simpel pembuatan produk, semakin mudah juga untuk dikembangkan. Padahal, bisa jadi sesuatu yang sederhana berawal dari sesuatu yang sulit tetapi sudah disederhanakan.

10. Daya tahan produk

Jangan buat produk yang cepat rusak, baru dibuat pagi hari, sorenya sudah rusak. Misalnya, jika kamu berjualan ayam goreng, ungkep ayam simpan di freezer atau chiller kulkas, lalu ketika ada yang order baru digoreng.

11. Biaya operasional

Perhatikan biaya operasional saat ingin memulai bisnis, terutama biaya karyawan atau SDM karena biasanya biaya bisnis yang besar adalah biaya SDM.

12. Produk Dimakan Sendiri

Dalam menjalankan bisnis kuliner, alangkah baiknya dimulai dengan produk yang juga kamu makan agar bisa lebih dieksplor.

13. Punya partner atau jalan sendiri

Pada dasarnya semua kembali ke selera masing-masing, namun memiliki partner dalam berbisnis akan memudahkan kamu untuk bisa membagi tugas. Lain halnya jika berbisnis sendiri, bisa lebih pusing karena semua dikerjakan sendiri.

14. Modal Darimana

Modal sendiri lebih baik daripada mengandalkan investor. Jika bisnis berjalan baik dengan modal sendiri, barulah menggaet investor.

15. Momentum

Coba lihat sedang ada momentum atau tren bisnis apa. Tetapi, jangan asal ikut-ikutan, perhatikan semua aspek yang sudah dibahas. Misalnya ingin membuka coffeeshop, jangan asal membuka coffeeshop, tetapi perhatikan diferensiasi dan positioning bisnis kamu.

16. Saran ahli atau mentor

Pertimbangkan saran ahli atau mentor juga saat memulai bisnis. Seperti Rex Marindo, yang terkenal lewat bisnis Warunk Upnormal-nya, ia menyebutkan bahwa bisnis ayam krispi, sate ayam, soto, nasi padang hingga warteg adalah bisnis sederhana yang bisa mendatangkan cuan berlipat ganda, asalkan pakai ilmu. Pahami soal business plan, marketing strategy hingga konsep bisnis yang ingin kamu jalankan.

17. Skill dan passion khusus

Memiliki skill dan passion khusus, misalnya di bidang bakery atau steak, mungkin terlihat menjanjikan. Tetapi akan boncos jika tak ada target market atau target market nya terlalu menengah ke atas. Meski apapun bisa saja terjadi, asalkan jalani bisnis dengan ilmu yang mumpuni.

18. Penguasaan Absolut

Menguasai sesuatu bukan berarti menjadikan kamu tidak terkalahkan, tetapi bisa menjadi modal awal kamu dalam berbisnis, seperti bisnis Bittersweet by Najla yang menguasai konsumen lewat sosial media.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: