Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Hukum Makan Sahur saat Terdengar Kumandang Adzan Subuh? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Bagaimana Hukum Makan Sahur saat Terdengar Kumandang Adzan Subuh? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat Kredit Foto: Instagram/Ustadz Adi Hidayat

"Jadi kalau azan sudah berbunyi, fajar sudah tiba, waktunya subuh. Apa tandanya? Kalau orang dulu keluar melihat fajar, semakin simple, apa tandanya? Azan. Begitu juga di Islam, ada salat Fajar, salat Subuh, tandanya apa? Azan. Tibalah waktu Subuh. Tandanya subuh itu azan. Kalau subuh masuk, berarti fajar, kalau sudah fajar, berarti dimulailah puasa. Dimulai dengan imsak."

Dengan contoh kasus masyarakat saat ini, di mana Subuh ditandai pada pukul 4.35 pagi sementara imsak pada pukul 4.25, berdasarkan penjelasan Ustaz Adi Hidayat, ada sebuah kekeliruan dalam pemahaman imsak tersebut. Apalagi dengan pemahaman masyarakat yang menganggap waktu imsak adalah tanda untuk berhenti makan dan minum sahur.

Baca Juga: Doa Berbuka Puasa Dibaca Sebelum atau Setelah Berbuka? Ustaz Adi Hidayat Ungkap Begini Kebiasaan Rasul

"Imsak artinya puasa. Kapan puasa dimulai? Saat fajar tiba. Kalau fajar sudah tiba, muncul subuh. Apa tandanya subuh? Secara gampangnya azan. Subuh tiba, fajar dimulai. Puasa. Imsak. Waktu subuh jam berapa? 4.35. Imsaknya jam berapa? 4.35. Kenapa bisa jadi 4.25? Kalau masih 4.25, itu belum imsak, belum puasa, itu masih lail. Belum masuk fajar," kata Ustaz Adi.

Terkait dengan azan ini, secara sejarah, Abdullah bin Ummi-Maktum yang memiliki keterbatasan untuk menunaikan salat Subuh di masjid meminta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan salat Subuh di rumah. Namun demikian, Nabi Muhammad SAW menganjurkan Abdullah bin Ummi-Maktum untuk tetap dapat melaksanakan salat Subuh di masjid.

"Sejak peristiwa itu, beliau (Abdullah bin Ummi-Maktum) pun azan. Jadi sejak peristiwa itu, ada dua azan ditunaikan, khususnya azan yang terkait pada saat Ramadan. Azan pertama menandakan bahwa sebentar lagi waktu fajar akan tiba, azannya di waktu lail," terang Ustadz Adi.

Bilal bin Rabah pun melaksanakan azan pertama yaitu azan di waktu lail untuk memberikan isyarat kepada masyarakat bahwa waktu fajar akan segera tiba dan akan ada azan selanjutnya yang dikumandangkan oleh Abdullah bin Ummi-Maktum.

Dari Aisyah radhiallahu'anha dari Nabi sallallahu'alaihi wasallam sesungguhnya beliau bersabda: "Sesungguhnya Bilal adzan (waktu) malam hari, maka makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum azan". Qasim bin Muhammad perowi hadit mengatakan dari Aisyah radhiallahu'anha: "Tidak ada (waktu senggang) di antara dua azan melainkan naik ke sini dan turun ke sini." HR.Bukhori (623) dan Muslim (1092).

Baca Juga: Bingung Salat Subuh Pakai Qunut atau Tidak? Ini Jawaban Ustaz Adi Hidayat

Sebagai pengingat umat muslim untuk senantiasa dapat beribadah secara istiqomah, Ustaz Adi menyampaikan perilaku sahabat Nabi dapat menjadi contoh untuk umat muslim senantiasa bersemangat dalam beribadah meskipun dalam keadaan diri yang sedang mengalami kesulitan.

"Sahabat itu selalu punya visi yang luar biasa, jadi kalau mendengar kalimat dari Nabi yang sifatnya ada ketegasan atau hal yang tidak biasa, maka kesimpulan mereka, ini pasti ada pahala yang besar di situ. Melihatnya bukan pada beratnya, tapi pada pahalanya [...] Jikalau Anda mendapatkan suatu masalah, beban yang cukup berat atau diminta mengerjakan sesuatu yang barangkali tidak mudah bagi Anda, ini ada isyarat bahwa di situ ada pahala yang besar luar biasa," kata Ustaz Adi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: