Maka dari itu, untuk mencapai NZE tersebut tentunya yang utama adalah memastikan adanya pergeseran dari sumber energi berbasis fosil ke yang berbasis listrik seperti pengadaan kendaraan listrik baru atau hasil konversi listrik.
"Untuk kita mencapai NZE yang pertama tentunya adalah memastikan adanya pergeseran jadi penggunaan energi yang berbasis fosil kepada yang berbasis listrik. Kedua, pengembangan energi terbarukkan mengganti, menambah pembangkit-pembangkit yang berbasis fosil secara bertahap ke pembangkit EBT dan untuk yang baru menggunakan pemangkit energi terbarukkan. Ketiga, moratorium dari PLTU. Jadi, tidak ada lagi penambahan PLTU yang baru dengan beberapa pengecualian dan melakukan upaya pensiun dini dari PLTU yang sekarang beroperasi," ungkapnya.
Langkah lain adalah mempelajari dan mengembangan Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage untuk menangkap dari CO2 tersebut. Kelima, mengembangkan energi baru terbarukkan baru seperti hydrogen dan amoniak. Terakhir, efisiensi energi.
Disampaikan Dadan bahwa Indonesia memiliki kapasitas yang besar untuk menjadi tempat penyimpanan CO2-nya di lokasi bekas resorvoar, bekas tambang migas. Hal ini menjadi salah satu potensi yang besar, bukan hanya untuk dalam negeri, tapi juga untuk ditawarkan ke luar negeri.
"Ini bisa menjadi sumber penerimaan di dalam negeri," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement