Demonstrasi Besar-besaran Pecah di Ibu Kota Israel, Posisi Netanyahu Makin Gak Aman
Ratusan ribu pengunjuk rasa berunjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu (1/4/2023) malam, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membatalkan perombakan peradilan yang telah direncanakan.
PM yang sedang diperangi ini telah menangguhkan reformasi tersebut dan berjanji untuk berunding dengan pihak oposisi, namun para pengunjuk rasa melihat langkahnya sebagai sebuah taktik.
Baca Juga: Penolakan Indonesia Tak Ada Gunanya, Suporter Israel Masih Sibuk Demonstrasi
Media-media Israel melaporkan bahwa antara 140.000 dan 175.000 orang menghadiri demonstrasi tersebut, sementara para penyelenggara protes memperkirakan jumlah peserta mencapai 250.000 orang di Tel Aviv dan 450.000 orang di seluruh Israel.
'Gerakan Payung Perlawanan terhadap Kediktatoran di Israel' mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa protes tersebut merupakan "salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Israel."
Kelompok-kelompok pengunjuk rasa memblokir Jalan Raya Ayalon yang biasanya sibuk dua kali sepanjang malam, The Times of Israel melaporkan. Polisi menggunakan meriam air untuk membersihkan jalan.
Israel telah diguncang oleh protes yang terus menerus sejak Netanyahu mengumumkan reformasi yang diusulkannya pada bulan Januari.
Perubahan hukum ini akan memungkinkan parlemen Israel untuk mengesampingkan putusan Mahkamah Agung dengan suara mayoritas sederhana, akan memberikan pemerintah lebih banyak kekuasaan dalam menunjuk hakim, dan akan membatasi kemampuan pengadilan untuk meninjau kembali undang-undang yang dianggap "tidak masuk akal."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement