Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Plastik Bebas BPA Diprediksi Capai USD299,6 Miliar pada 2031

Warta Ekonomi, Jakarta -

Cukup menggembirakan menyaksikan peningkatan kesadaran kaum ibu di Indonesia untuk memilih air minum dalam kemasan (AMDK) galon yang bebas bahan kimia Bisphenol A (BPA) belakangan ini.

Alasan utama di balik tren ini adalah demi melindungi kesehatan kaum perempuan dan anak-anak.

Kesadaran ini berdampak pada peningkatan permintaan akan produk kemasan makanan dan minuman yang sehat dan aman dikonsumsi.

Tak hanya di Indonesia,  tingginya minat pada produk bebas BPA ini bahkan sudah berjalan lebih dari satu dekade lalu di negara-negara maju. 

Tak heran bila sebuah perusahaan riset pasar Allied Market Research pada akhir tahun lalu, memproyeksikan pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD299,6 miliar pada 2031, dengan pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5% dari 2022 ke 2031. 

Di sinilah kaum perempuan berperan penting. “Ketika semakin banyak wanita yang menyadari potensi risiko kesehatan akibat BPA, mereka semakin mencari produk yang lebih aman untuk diri dan keluarga mereka," kata Jonathan Cohn, CEO dari The Healthy Human, seperti dikutip CNBC.com. "Tren ini menciptakan peluang besar bagi startup yang menciptakan produk inovatif dan lebih aman untuk konsumen.” 

Semakin meningkatnya kesadaran perempuan akan bahaya BPA akan mendorong peningkatan permintaan akan produk kemasan yang bebas BPA. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan startup untuk mengembangkan produk alternatif yang lebih aman bagi kesehatan.

Kebanyakan perempuan yang memilih produk kemasan bebas BPA adalah mereka yang sudah memiliki anak atau yang sedang hamil. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan anak dan keluarga merupakan hal yang penting bagi perempuan. 

Menurut catatan CNBC, beberapa perusahaan besar seperti Nestle, Coca-Cola, dan PepsiCo sudah mengganti penggunaan BPA dalam produk kemasan mereka dengan bahan yang lebih aman bagi kesehatan. 

Pertumbuhan pasar untuk produk kemasan AMDK bebas BPA ini akan terus didorong oleh peningkatan kesadaran konsumen terhadap potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan BPA. 

Sektor makanan dan minuman adalah kontributor terbesar dalam pertumbuhan pasar produk kemasan bebas BPA, terutama karena mereka harus memenuhi persyaratan regulasi yang ketat terkait keselamatan makanan. 

“Wilayah Asia Pasifik diprediksi menjadi pasar terbesar untuk produk kemasan bebas BPA di masa depan, terutama karena adanya peningkatan pendapatan dan kesadaran konsumen yang lebih besar di kawasan tersebut,” demikian paparan CNBC.

Jejak perdebatan penting di AS untuk lebih peduli pada kesehatan kaum perempuan, didokumentasikan oleh the Huffington Post (HuffPost) dalam laporannya pada 2016, yang menekankan pentingnya memprioritaskan kesehatan perempuan dalam perdebatan tentang menolak atau memilih produk-produk bebas BPA. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: