Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mencekam, Israel Minta Para Pemukim Yahudi Bawa Senjata

Mencekam, Israel Minta Para Pemukim Yahudi Bawa Senjata Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad

Sementara itu, serangan juga dilakukan oleh pemukim ilegal Israel kepada warga Palestina. Penggembala Palestina diserang pemukim saat menggembalakan ternaknya di padang rumput terbuka, di Desa Kisan, Betlehem Timur, Sabtu (8/4/2023).

Dilaporkan oleh WAFA, penggembala Palestina tersebut justru ditahan oleh tentara pendudukan Israel. Peristiwa serupa terjadi di Hebron, Tepi Barat yang diduduki. WAFA melaporkan, sekelompok pemukim Israel bersenjata dari permukiman ilegal Mitzpe Yair, menyerang warga Palestina dan membunuh sepuluh biri-biri mereka.

Baca Juga: Sebut PBB Lambat Tindak Israel, MPR Harap Indonesia Jadi Agen Perdamaian Bagi Palestina

Rateb Jabour, aktivis lokal Palestina, melaporkan kepada WAFA, para pemukim Yahudi juga membunuh kawanan ternak di area tersebut. Masafar Yatta adalah kumpulan dari 19 suku Badui Palestina yang mengembangkan peternakan terbuka sebagai sumber penghidupan. Area tersebut kerap menjadi target serangan harian oleh tentara pendudukan Israel dan para pemukim demi membuka jalan bagi ekspansi permukiman Israel.

Dari luar negeri, Pemerintah Rusia telah meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri serta tidak mengambil tindakan konfrontatif. Moskow pun menyerukan kedua belah pihak mengakhiri eskalasi kekerasan.

"Kami meminta pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dari langkah-langkah konfrontatif, untuk bertindak demi mencegah eskalasi lebih lanjut, mengakhiri kekerasan dan memulihkan gencatan senjata yang berkelanjutan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan, Jumat (7/4/2023).

Kami meminta pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dari langkah-langkah konfrontatif.

Kementerian Luar Negeri Rusia 

Rusia meminta Israel dan Palestina menghormati status quo situs-situs suci di Yerusalem. “Kami menegaskan kembali pentingnya menghormati status quo Tempat Suci Yerusalem dan menghormati hak-hak penganut semua agama,” kata Kemenlu Rusia.

Rusia mengungkapkan, satu-satunya cara untuk memastikan stabilisasi jangka panjang adalah membangun proses negosiasi skala penuh. Tujuannya yakni menyusun formula kompromi untuk penyelesaian isu Israel-Palestina berdasarkan dasar hukum internasional yang diakui.

"Dengan tidak adanya 'cakrawala politik' yang jelas untuk solusi komprehensif untuk masalah yang sudah berlangsung lama ini, konfrontasi kekerasan berulang tidak dapat dihindari," kata Kemenlu Rusia.

Pada Jumat lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, negaranya mendukung negosiasi multilateral untuk menemukan solusi atas isu Israel-Palestina. Dia mengungkapkan, Moskow telah lama mengadvokasi agar proses multilateral untuk menyelesaikan isu Israel-Palestina dilanjutkan.

“Karena ada mediator kolektif yang diakui secara universal, yaitu Kuartet (Internasional) yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat (AS), PBB, dan Uni Eropa,” ucapnya dalam konferensi pers bersama Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara, Jumat (7/4/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

“Dalam kerangka inilah, dengan keterlibatan wajib Liga Arab, kita dapat, dalam praktik dan dengan harapan untuk hasil tertentu, mencari kesepakatan yang harus didasarkan pada prinsip-prinsip solusi dua negara, sebagaimana mereka dirumuskan dalam dokumen,” kata Lavrov menambahkan.

Dia menjelaskan, pertemuan Kuartet Internasional belum digelar dalam beberapa waktu. AS pun sempat memblokir pertemuan tersebut.

“Sayangnya, Sekretaris Jenderal PBB, yang seharusnya memprakarsai pertemuan semacam itu, telah menghilang, karena tampaknya dia tidak mau mengganggu rekan-rekan AS. Sebab AS telah secara terang-terangan menyatakan jalannya menangani ini sendiri dan mendapatkan Palestina serta Israel untuk berdamai,” ucapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: