Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalahkan Donald Trump, Bitcoin Jadi Istilah yang Paling Banyak Dicari Orang AS

Kalahkan Donald Trump, Bitcoin Jadi Istilah yang Paling Banyak Dicari Orang AS Kredit Foto: Unsplash/ Bermix Studio
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data Ahrefs mengungkapkan bahwa Bitcoin menjadi istilah teratas yang paling banyak dicari orang Amerika, di mana Nevada mengambil tempat sebagai negara bagian paling gila dengan Bitcoin di Amerika Serikat.

Melansir Cointelegraph, Selasa (11/4/2023), padahal di saat yang sama mantan Presiden AS Donald Trump menjadi berita utama di berbagai media, tapi namanya hanya menempati posisi kedua dalam daftar istilah yang paling banyak dicari di Amerika.

Seperti yang diungkapkan di atas, istilah populer lainnya setelah Bitcoin dan Donald Trump termasuk berita terkini, ialah Elvis Presley dan Disney World. Istilah-istilah yang sebelumnya populer seperti senjata api, Chuck Norris, asuransi kesehatan, dan politik bahkan tidak masuk dalam daftar 10 besar.

Baca Juga: Senat dan DPR Arkansas Sahkan RUU yang Lindungi Hak Penambangan Bitcoin

Dalam 30 hari terakhir, pencarian Google untuk Donald Trump melebihi Bitcoin hanya dalam dua hari— pada 4 dan 5 April—ketika laporan tentang kemungkinan penangkapan mantan presiden itu muncul, menurut data Google Trends.

Perbandingan berdasarkan negara bagian mengungkapkan Nevada sebagai negara bagian dengan jumlah pencarian "Bitcoin" terbesar, diikuti oleh Miami, California, dan Washington.

Alasan utama temuan ini dikaitkan dengan pajak yang lebih rendah dan inisiatif pemerintah daerah untuk mempromosikan inovasi, menurut Trading Browser. “Respirasi perjudian lama di Nevada mungkin menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan dan minat yang tinggi pada Bitcoin,” tambah studi tersebut.

Sebuah laporan baru dari Departemen Keuangan AS menyimpulkan bahwa Korea Utara dan penjahat menggunakan layanan keuangan terdesentralisasi untuk mengantongi keuntungan ilegal.

Namun, seperti yang dilaporkan Cointelegraph, Departemen Keuangan percaya bahwa “sebagian besar pencucian uang, pendanaan teroris, dan pembiayaan proliferasi” terjadi menggunakan mata uang fiat atau di luar ekosistem aset digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: