Nego Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Gagal Capai Target, Lord Luhut: Kami Mau Lebih Rendah Lagi!
Seto menambahkan, dalam pelaksanaan pinjaman tersebut, Indonesia menugaskan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) sebagai penjamin dalam pembangunan proyek KCJB. Namun, China menginginkan agar skema penjaminan dijalankan langsung lewat APBN.
"Dalam penjaminan kita mau ada PT PII. Ini yang lagi kita dorong ke mereka, tetapi mereka mau penjaminannya langsung dari APBN," terang Seto.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana melihat, perpanjangan masa konsesi ini merupakan salah satu jalan keluar untuk memastikan keberlangsungan proyek dan operasi kereta cepat. Perpanjangan masa konsesi ini akan membuka potensi KCIC mencatatkan keuntungan atau profit setelah melunasi kewajibannya. Caranya, dengan memaksimalkan jumlah penumpang dan mengembangkan potensi bisnis yang ada.
KCIC bisa mengembangkan sejumlah sektor bisnis seperti pendapatan non-tarif (non-fare box), pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD), periklanan, hingga membuat area komersil di stasiun atau pun area sekitarnya.
"Penyelesaian konstruksi itu baru tantangan pertama. KCJB masih harus mengembangkan banyak hal mulai dari ridership-nya hingga bisnis-bisnis terkait agar operasional dan finansialnya menjadi optimal," ulas Dwi.
Anggota Komisi VI DPR Abdul Hakim Bafagih menilai, kerja sama KCJB patut didukung dan diapresiasi. Menurutnya, keberadaan teknologi kereta cepat memiliki beragam keunggulan. Seperti mendorong pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru di seluruh wilayah di Indonesia.
Sebagai pionir kereta api cepat di Indonesia, KCJB dapat menjadi wadah bagi putra dan putri terbaik bangsa untuk berlatih mengoperasikan sarana dan prasarana kereta api cepat. KCJB juga mampu membuka wawasan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam rangka membangun masa depan infrastruktur modern di Tanah Air.
Di dunia maya, warganet juga ramai membicarakan hal ini. Sebagian meledek Luhut yang beum berhasil melakukan negosiasi dengan China.
"Lah, Luhut bukannya jenius, paling pintar berbisnis. Taipan-taipan konglomerat kalah pintar sama Luhut," sindir @otty_yunianto.
Ada juga yang mendorong agar Luhut saja yang membayar kekurangan dana pembangunan kereta cepat itu. "Biarkan itu opung yang bayar utang dan jaminannya," tulis @aki_jupi2
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Advertisement