Ekonomi Baik di Zaman Presiden Jokowi Ternyata Berefek Pada 3 Capres, Tapi yang Paling Untung Cuma Satu Nama
Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) baru-baru ini menjabarkan keadaan ekonomi Indonesia yang ternyata berpengaruh pada pemilih tiga calon presiden yang akan bertanding di Pilpres 2024.
Tiga tokoh yang akan bertanding ini tak lain adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Saiful Mujani selaku pemimpin menjelaskan bahwa data ini memberi informasi bahwa masyarakat Indonesia cenderung memiliki sentimen positif dalam melihat kondisi ekonomi sekarang sampai setidaknya tahun 2024.
Ini, menurut dia, akan memberikan insentif pada Jokowi jika dia maju lagi sebagai presiden. Tapi karena dia tidak maju lagi sebagai presiden, maka yang akan mendapatkan insentif elektoral itu adalah yang dianggap mendekati atau melanjutkan kepemimpinan dan kebijakan-kebijakan publik Jokowi.
Dalam skala 1 sampai 5, rata-rata indeks kondisi ekonomi Indonesia (gabungan semua indikator di atas) sekarang adalah 3,4.
Saiful menjelaskan bahwa ini menunjukkan secara umum persepsi publik atas kondisi ekonomi masuk kategori cukup baik atau positif.
Keadaan ini, menurut Saiful, akan menguntungkan incumbent atau pihak-pihak yang akan memiliki kebijakan yang sama dengan pemerintah sekarang.
Studi ini menunjukkan bahwa persepsi ekonomi yang positif memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan pilihan pada Ganjar Pranowo dan memiliki hubungan negatif dengan Anies Baswedan.
“Orang yang merasakan kondisi ekonomi di Indonesia positif, cenderung akan memilih Ganjar. Sebaliknya, orang yang menyatakan kondisi ekonomi di Indonesia kurang positif, cenderung akan memilih Anies,” jelas Saiful.
Sementara pada Prabowo, lanjut Saiful, persepsi atas kondisi ekonomi ini tidak memiliki pengaruh.
“Prabowo tidak akan mendapatkan keuntungan atau kerugian (secara elektoral) dari kondisi ekonomi kita.
Efek dari kondisi ekonomi atas preferensi pemilih dalam Pilpres, lanjut Saiful, cukup konsisten. Misalnya lepas dari agamanya apa (Islam atau bukan), jika kondisi ekonomi dianggap baik, maka kecenderungannya memilih Ganjar.
Demikian pula dengan etnisitas (Jawa dan non-Jawa), ekonomi yang baik akan mendorong mereka untuk memilih Ganjar, sebaliknya akan memilih Anies jika ekonomi buruk.
“Efek ekonomi pada pilihan dalam Pilpres cukup konsisten lepas dari pelbagai faktor lain seperti agama, etnisitas, pendidikan, desa-kota, gender, dan lain-lain. Artinya economic voting ada, bekerja, dan penting,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement