Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesalahan First Jobber dalam Mengatur Keuangan

Kesalahan First Jobber dalam Mengatur Keuangan Kredit Foto: Astra Life
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mendapatkan gaji pertama sebagai first jobber merupakan suatu hal yang baru. Namun, banyak first jobber atau orang-orang yang baru mulai bekerja melakukan kesalahan dalam mengelola keuangannya.

Mengutip YouTube ZAPFinance TV, ada 4 kesalahan yang sering dilakukan oleh first jobber yang dapat berpengaruh pada cara mengatur keuangan di kemudian hari.

Baca Juga: Tips Perencanaan Finansial untuk First Jobber

  • Tidak dapat membedakan antara kewajiban, kebutuhan, dan keinginan

Menurut ZAP Finance, salah satu kunci perencanaan finansial yang baik adalah membedakan antara kewajiban, kebutuhan, dan keinginan. Hal ini dapat membantu mengalokasikan dana dengan lebih teratur. Namun, banyak first jobber yang melewatkan step ini dan berujung terjadi pembengkakan pengeluaran di kategori keinginan.

  • FOMO dengan gaya hidup di sekitar

Fear of missing out (FOMO) dengan gaya hidup orang lain dapat menjadi penghambat kita dalam mengatur keuangan. Misalnya, takut tidak bisa bergaul dengan lingkungan kantor sehingga memaksakan gaya hidup yang di luar kapasitas.

  • Tidak mencatat pengeluaran dan pemasukan

Hal yang sering luput dari perencanaan finansial adalah mencatat pengeluaran. Catatan ini penting untuk mengetahui ke mana saja uang dibelanjakan dan melacak jika terjadi pembengkakan pengeluaran. Untuk mencatatnya, perlu dikategorikan dalam pengeluaran harian, bulanan, dan dadakan.

  • Tidak mengumpulkan dana darurat

Penting bagi first jobber untuk mengumpulkan dana darurat terlebih dahulu dari gaji di bulan-bulan pertama. Dana darurat merupakan sebagian dari pendapatan yang disisihkan untuk kondisi darurat dan mendesak, seperti lay-off dan bencana alam. Jumlah yang disarankan adalah minimal 3x lipat dari pendapatan bulanan.

First jobber juga disarankan untuk mengalokasikan pendapatan dengan rumus alokasi 50% living, 30% saving, dan 20% playing. Artinya, ketika menerima gaji, kita dapat mengalokasikan 50% untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan dan transportasi, 30% untuk tabungan, dan 20% untuk rekreasi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tara Reysa Ayu Pasya
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: