Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tinjau Langsung Lokasi Redistribusi Tanah, Wamen ATR/BPN Pastikan Negara Hadir di Tengah Masyarakat

Tinjau Langsung Lokasi Redistribusi Tanah, Wamen ATR/BPN Pastikan Negara Hadir di Tengah Masyarakat Kredit Foto: ATR/BPN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raja Juli Antoni didampingi sejumlah jajaran Pemerintah Kabupaten dan jajaran Forkompimda Kabupaten Ciamis meninjau langsung Lokasi Percepatan Reforma Agraria (LPRA) di Desa Muktisati Kecamatan Cipaku, Ciamis.

Wamen ATR/BPN pun meninjau langsung Tanah Negara Eks HGU Perkebunan PT. Maloya dengan luas hasil pengukuran kadastral seluas 1.031.533 m2 yang telah berakhir pada 31 Desember 2010.

Baca Juga: Jaga Stabilitas Harga Pangan, Sahara-Ikawati ATR/BPN Gelar Bazar Ramadan Sembako Murah

"Amanah Presiden melalui Pak Menteri adalah supaya negara hadir di tengah-tengah masyarakat menjalankan Reforma Agraria dengan niat tulus ikhlas," ucap Raja Antoni dalam keterangannya, Senin (15/5/2023).

Wamen ATR/BPN menjelaskan progres sampai saat ini, yakni telah dilakukan kegiatan penyuluhan, pengukuran bidang, dan pemberkasan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ciamis. Selanjutnya, akan segera disahkan SK Penetapan dari Kementerian ATR/BPN.

"Ketika tahap inventarisasi selesai, pengecekan selesai lalu diajukan ke pusat untuk dibuat SK. Saat itu juga bisa tanah ini bisa kita redis," terang Raja Antoni.

Diketahui, jumlah subjek sesuai yang diusulkan ke Kementerian ATR/BPN sebanyak 428 bidang dengan kurang lebih sebanyak 275 KK. Selain itu, ada juga berbagai fasilitas umum seperti Institut Agraria, pondok pesantren, serta sejumlah aset pemerintah.

"Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, mudah-mudahan proses redistribusi tanah eks PT Maloya dapat segera terlaksana," ucap politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.

Wamen Raja Antoni berharap, pada akhirnya masyarakat dapat menguasai dan memberdayakan tanah tersebut untuk dapat bercocok tanam lebih produktif dan menuai kesejahteraan.

"Bukan hanya untuk bercocok tanam ya bapak ibu, melainkan yang paling esensial adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran bapak ibu semuanya," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: