Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kendalikan Inflasi Sumut, Pemerintah Pusat Bersinergi Erat dengan Daerah Lewat Program GNPIP

Kendalikan Inflasi Sumut, Pemerintah Pusat Bersinergi Erat dengan Daerah Lewat Program GNPIP Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, menekankan pergerakan inflasi yang terkendali tidak terlepas dari sinergi yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

"Hal tersebut tercermin dari perkembangan inflasi nasional per April 2023 yang relatif terjaga di tengah adanya periode Hari Besar Keagamaan Nasional Idulfitri, terutama didukung menurunnya tekanan harga kelompok volatile food di berbagai daerah," kata Juda dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Rabu (31/5/2023).

Baca Juga: Efek APBN Dikelola Baik, Pendapatan Sumut Sudah Capai Rp12,37 Triliun!

Penyelenggaraan GNPIP Sumatra Utara 2023 juga diharapkan dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional.

Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan Provinsi Sumut telah membangun kerja sama dengan provinsi lain dalam hal pengadaan bahan pangan, sebagai upaya mengendalikan inflasi.

Dalam kegiatan bertema Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan melalui Peningkatan Produktivitas, Nilai Tambah, dan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) Terintegrasi: Membawa Sumut Menjadi Semakin Bermartabat tersebut, hadir Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Irjen Kemendagri Tomsi Tohir, Anggota Komisi XI DPR RI Hidayatullah, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Kepala BPK RI Perwakilan Sumut Eydu Octain Panjaitan, serta sejumlah kepala daerah dan pejabat terkait.

Menurut Edy, dunia memang tengah mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Mengingat, selain keterbatasan produksi, berbagai masalah seperti perubahan cuaca hingga sekarang ini badai El Nino (pemanasan suhu permukaan laut), menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini berdampak pada terganggunya pasokan bahan pangan dan memicu terjadinya inflasi.

"Memang kita khawatir dengan analisis dari berbagai negara, tentang prediksi kemungkinan kondisi yang akan terjadi. Dan semuanya mengantisipasi kemungkinan yang ada. Dan tentunya harus dihadapi dengan keyakinan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.

Sementara, terkait upaya kerja sama antardaerah dalam hal memasok bahan pangan, lanjut Gubernur, Provinsi Sumut sudah menjalin hubungan dengan provinsi lain. Sehingga komoditas pangan yang surplus di satu daerah, bisa didistribusikan secara simultan ke daerah lain, dan sebaliknya.

Senada dengan itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menekankan pergerakan inflasi yang terkendali tidak terlepas dari sinergi yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui program GNPIP di berbagai daerah.

Hal tersebut tercermin dari perkembangan inflasi nasional per April 2023 yang relatif terjaga di tengah adanya periode Hari Besar Keagamaan Nasional Idulfitri, terutama didukung menurunnya tekanan harga kelompok di berbagai daerah.

"Penyelenggaraan GNPIP Sumatera Utara 2023 juga diharapkan dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Tiga kata kunci keberhasilan dalam mengendalikan inflasi, lanjut Juda, yakni sinergi, inovasi dan konsistensi, di mana ketiganya saling mempengaruhi upaya masing-masing.

Dengan kata lain, inovasi membawa seluruh pemangku kepentingan untuk mencari terobosan baru dalam pengendalian pangan. Kemudian sinergi, adalah poin penting yang bisa menggerakkan semua pihak. Serta konsistensi untuk memastkan target tercapai.

Adapun, tiga program unggulan GNPIP di Sumatra, yaitu penguatan produktivitas pangan, penguatan nilai tambah dari sektor pangan dan program perluasan kerja sama antardaerah.

Ketiganya menjadi langkah strategis bagi menjawab tantangan inflasi di Sumut, baik yang bersumber dari aspek produksi (hilirisasi), distribusi, maupun konsumsi.

Baca Juga: Cara Menyimpan Dana Darurat yang Baik dan Benar Agar Tak Tergerus Inflasi!

Selain itu, dalam acara tersebut juga diluncurkan dua program unggulan lainnya, yaitu optimalisasi dan penguatan produktivitas pangan untuk memitigasi risiko El Nino, yang diwujudkan dengan pemberian alat dan mesin pertanian, pemberian bantuan alat sensor tanah dan cuaca, dan polybag cabai merah.

Kedua, penguatan nilai tambah sektor pangan sebagai pilar ekonomi Sumut, yang mencakup program dukungan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pangan oleh Himbara dan Bank Sumut, serta showcasing produk turunan sektor pangan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Sumut dan Pemerintah Daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: