Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Makin Moncer, Merdeka Copper Bakal Genjot Produksi Emas, Nikel Hingga Tembaga

Kinerja Makin Moncer, Merdeka Copper Bakal Genjot Produksi Emas, Nikel Hingga Tembaga Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fundamental bisnis PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) makin solid setelah berhasil melakukan akuisisi kepemilikan dan investasi pada berbagai proyek tambang emas, nikel, tembaga, dan kobalt. Pendapatan perseroan berhasil meningkat sebesar 74% pada kuartal I 2023 menjadi USD214,21 juta, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD 123,08 juta. Peningkatan pendapatan di antaranya berasal dari kontribusi salah satu anak perusahaan MDKA yang baru melaksanakan penawaran umum saham perdana yaitu, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), melalui penjualan Nickel Pig Iron (NPI).

Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro mengatakan, grup MDKA akan terus berfokus untuk memperkuat fundamental bisnis melalui inovasi, optimalisasi peluang investasi, dan penguatan anak usaha yang terus memberikan kontribusi maksimal terhadap kinerja grup. “Kami yakin MDKA memiliki ruang pertumbuhan yang besar dalam meningkatkan kinerja keuangan. Rekam jejak yang solid dan fundamental bisnis yang ditopang kinerja positif dari anak usaha telah menjadikan MDKA sebagai perusahaan pertambangan dengan valuasi yang terus tumbuh positif,” katanya, dalam acara paparan publik, di Jakarta, Selasa (13/6/2022). 

Baca Juga: Pasar Otomotif Lari Kencang, Garuda Metalindo Optimis Kinerja Bakal Ikut Melesat

Untuk mewujudkan visinya sebagai pemimpin global dalam industri pertambangan dan logam Indonesia, per 31 Desember 2022, grup MDKA memiliki portofolio aset sumber daya mineral dengan cadangan sebesar 35,2 juta ounces emas, 8,4 juta ton tembaga, 79 juta ounces perak, 13,8 juta ton nikel, dan 1 juta ton kobalt.

Albert menjelaskan, tahun ini MDKA menargetkan peningkatan produksi emas dibandingkan tahun 2022. Salah satu sumber utama produksi emas grup MDKA yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit selama tahun 2022 memproduksi sebanyak 125.133 ounces emas dengan All in Sustaining Cost (AISC) sebesar USD1.131 per ounces emas. Sementara pada tahun 2023 produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ounces emas dengan AISC sebesar USD1.100 - 1.300 per ounces emas.

“Grup MDKA juga melanjutkan eksplorasi proyek tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Proyek tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga praproduksi terbesar di dunia yang menunjukkan kelayakan teknis dan secara ekonomi,” jelasnya.

Selain Tambang Tujuh Bukit, saat ini grup MDKA sedang menjalankan pengembangan dan eksplorasi sejumlah proyek tambang emas dan mineral lainnya. Di antaranya pengembangan proyek emas Pani, Gorontalo yang diharapkan akan menghasilkan produksi 450.000 ounces emas per tahun.

Proyek emas Pani tengah mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif, Studi Kelayakan (feasibility study) dijadwalkan selesai pada akhir Q3 2023 dan hasilnya akan diumumkan pada Q4 2023. Proyek Pani diharapkan menjadi tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah yang menghasilkan produksi emas yang tinggi.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Naik Signifikan Di Q1, IRSX Bidik Pendapatan Rp550 Miliar pada 2023

Sementara itu tambang Tembaga Wetar pada tahun 2022 mampu memproduksi sebanyak 19.551 ton tembaga dengan AISC sebesar USD3,37 per pon tembaga. Produksi tembaga pada tahun 2023 dari tambang ini ditargetkan berkisar 16.000-20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar USD3,70-4,70 per pon tembaga. Dari RKEF smelters untuk memproduksi NPI, MDKA menargetkan produksi tahun 2023 pada kisaran 18.000-20.000 ton NPI dengan AISC sebesar USD13.000-15.000 per ton nikel.

Albert mengungkapkan salah satu inovasi yang berhasil dilakukan MDKA adalah proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang akan menjadi bagian penguatan bisnis hilirisasi dalam rantai nilai baterai di bawah pengelolaan MBMA. Bahan baku proyek AIM ini di antaranya high-grade pyrite yang berasal dari tambang tembaga Wetar dengan sumber daya bijih yang diproyeksikan dapat mendukung produksi proyek AIM selama lebih dari 25 tahun ke depan.

“Proyek AIM adalah salah satu contoh keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan peluang dan mendorong inovasi dalam ekosistem tambang mineral yang dibangun oleh grup MDKA. Kami optimis rencana dan target operasi 2023 akan mampu mendorong valuasi perusahaan terus bertumbuh positif secara berkesinambungan dan memberi dampak lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” ungkap Albert.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: