Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ungkap 5 Cita-cita Besar RI di Bidang Kesehatan, Menteri Suharso: Perguruan Tinggi Punya Andil

Ungkap 5 Cita-cita Besar RI di Bidang Kesehatan, Menteri Suharso: Perguruan Tinggi Punya Andil Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, menyampaikan sejumlah target Indonesia di tahun 2045 dalam pembangunan di bidang kesehatan.

"Pertama, rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 80 tahun. Kedua, angka kematian ibu sebanyak 16 dari 100.000 kelahiran hidup. Ketiga, prevalensi stunting sebesar 5%," ungkapnya.

Baca Juga: Peduli Stunting, Holding RS BUMN Realisasikan TJSL Kesehatan untuk Masyarakat Baduy

Keempat, insiden TBC sebanyak 74 kasus dari 100.000 penduduk. Kelima, cakupan kepesertaan jaminan sosial kesehatan sebanyak 99,5.

Dalam mencapai target itu, Suharso menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan kesehatan.

Suharso lalu mencontohkan, perguruan tinggi dapat berperan dalam pengembangan pangan lokal untuk ibu hamil dan baduta atau anak dari usia 0-2 tahun dalam mengatasi stunting

"Perguruan tinggi dapat berperan sebagai pendamping kader posyandu untuk surveilans, dan penguatan data stunting di lapangan," ujarnya.

Kemudian, kata Suharso, dalam penanganan penyakit tuberkulosis, perguruan tinggi dapat berperan dalam riset obat dan vaksin baru, metode skrining cepat di tingkat Puskesmas atau Puskesmas Pembantu.

"Selain dua hal di atas, perguruan tinggi dapat berperan dalam riset bahan baku obat, berupa teknologi untuk produk kimia dasar, produk antara dan alat kesehatan," lanjutnya.

Baca Juga: Taklukkan Asing, Menteri Suharso Minta Pemuda Indonesia Kuasai 4 Bahasa Termasuk Coding

Tak sampai di situ, menurut Suharso, perguruan tinggi juga dapat berperan dalam pengembangan sistem siber pengawasan obat dan makanan berbasis artificial intelligence.

"Dalam mengatasi lemahnya kualitas layanan kesehatan, perguruan tinggi dapat berperan dalam peningkatan kapasitas pendidikan dokter spesialis, pengembangan prodi baru untuk tenaga kesehatan yang masih langka, dan peningkatan kualitas lulusan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: