Bandingkan dengan Restorasi Meiji, Yusron Ihza Mahendra: Reformasi 1998 Tak Punya Tujuan yang Jelas
Sementara itu, di bidang ekonomi dan pertahanan, Jepang ingin memperkuat kekuatan militer, sehingga akan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Selanjutnya adalah modernisasi ekonomi dan juga modernisasi pertahanan. Langkah yang ditempuh Jepang itu adalah mereka atau menciptakan sistem ekonomi yang dalam bahasa saya dapat dikatakan Sistem Ekonomi Pertahanan. Slogan mereka pada saat itu disebut Fukoku Kyohei sebagai yang artinya adalah militer kuat negara maju,” katanya.
Dengan demikian, Yusron mengklaim tujuan-tujuan ini yang tidak dimiliki oleh Indonesia pasca-Reformasi 1998. Ia mengatakan bahwa reformasi yang dilakukan 25 tahun silam hanya dilandaskan pada kebencian terhadap rezim Orde Baru. Alhasil, tidak ada tujuan kolektif yang ingin dicapai setelah gerakan reformasi tersebut berhasil dilaksanakan.
“Tapi kalau kita lihat informasi kita, semoga saya tidak salah baca, saya tidak melihat secara jelas apa sebenarnya target atau tujuan yang ingin dicapai dengan reformasi tersebut. Katakanlah mencapai tujuan, jangankan untuk sebuah negara, untuk sebuah perusahaan saja, kalau memang mau maju, harus ditetapkan dulu apa target yang ingin dicapai. Sudah jelas apa targetnya, maka apa saja agenda kerja yang akan dilakukan. Reformasi kita itu lebih banyak didasari oleh rasa bosan, tidak suka, dan bahkan mungkin kebencian terhadap Presiden Soeharto,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Advertisement