MNK sendiri merupakan hidrokarbon yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir klastik atau pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati, berbutir halus, dan punya permeabilitas yang rendah.
"Permeabilitasnya rendah di dalam zona kematangan yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing," jabar Edwil.
Lebih lanjut, Edwil menambahkan operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK di Sumur Gulamo akan menggunakan rig berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Sumur tersebut merupakan salah satu sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan PHR untuk eksplorasi MNK Rokan dengan rencana kedalaman 8.559 kaki.
Sebagai gambaran, operasi eksplorasi maupun eksploitasi migas konvensional di WK Rokan umumnya menggunakan rig bertenaga 350 HP, 550 HP, dan 750 HP.
"Untuk itu, diperlukan area wellpad yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. Pada tahap pengembangan, ini bisa mengakomodasi sekitar delapan kepala sumur," tutupnya.
Baca Juga: Atasi Krisis Iklim, Energi, dan Ekonomi, Profesor Stanford University: Kurangi Migas!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement