Prabowo adalah ketua umum Gerindra, sekarang menjadi partai terbesar kedua dan berpotensi menyalip PDIP. Prabowo bisa lebih independen dalam menentukan kebijakan dibanding Ganjar yang juga hanya berstatus sebagai "petugas partai".
Prabowo yang merupakan bekas rival Jokowi dalam dua kali pilpres juga berpeluang merebut ceruk suara pendukung Anies di kalangan pemilih Islam dan konservatif.
Baca Juga: PKB Klaim Koalisinya dengan Gerindra Terbaik, Elite Cak Imin: Prabowo Kalah Pilpres 2 Kali karena...
"Prabowo menjadi ujung tombak bagi Jokowi untuk bisa mengalahkan Anies di arena Pilpres," terang Dendik.
Di sisi lain, PDIP tampak tidak menjadikan faktor Anies dengan gagasan perubahannya sebagai sentral persoalan.
"PDIP lebih mengejar target untuk mempertahankan posisi sebagai pemenang pemilu dua kali berturut-turut dan bertekad untuk mencetak hattrick," jelas Dendik.
Sementara itu dukungan kuat Jokowi membuat elektabilitas Prabowo melejit, dan memberikan coattail effect terhadap Gerindra.
"Menguatnya Prabowo dan Gerindra menjadi ancaman bagi PDIP, sehingga bisa makin memanaskan hubungan PDIP dengan Jokowi," sentil Dendik.
Stagnannya elektabilitas Ganjar pasca-deklarasi juga membuat PDIP harus memutar otak keras untuk mencari strategi pemenangan yang tepat.
"Puan sering tampil untuk menggalang koalisi, dan berdampak pada naiknya elektabilitas penerus trah Bung Karno tersebut," ujar Dendik.
Kenaikan elektabilitas Puan dalam paruh awal 2023 berhasil menggeser posisi Agus Harimurti Yudhoyono (4,5 persen) dan Ridwan Kamil (4,4 persen). Alhasil, kini Puan berhasil menempati peringkat keempat dalam bursa capres, melesat dari sebelumnya hanya pada urutan ketujuh.
Berikutnya ada Erick Thohir yang melambung elektabilitasnya hingga menyalip Sandiaga Uno (3,3 persen). Erick yang digadang-gadang sebagai cawapres terkuat untuk mendampingi baik Prabowo maupun Ganjar menjadi pesaing kuat Sandi yang telah diusung PPP.
Pada jajaran papan bawah, mencuat sosok putera sulung Jokowi yang meniti karier yang sama sebagai walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka (1,5 persen). Berikutnya ada Khofifah Indar Parawansa (1,3 persen), Airlangga Hartarto (1,2 persen), dan Mahfud MD (1,1 persen).
Baca Juga: PKB Sebut Prabowo Subianto Akan Mengulangi Kekalahan di Pilpres 2024 Jika Pilih Figur Begini
Lalu ada Andika Perkasa (0,8 persen), Yenny Wahid (0,7 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,4 persen). Nama-nama lain memiliki elektabilitas yang sangat kecil atau bahkan nihil, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 5,7 persen.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 15-21 Juli 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar +/-2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement